Sunday, September 29, 2013

UCEO week #5

beraksi dan berentrepreneur

inti dan plasma
pengusaha dan masyarakat

GABS - government, akademisi, bisnis, sosial

Government, Academision, Bussines, dan Sosial. Jadi, semua bidang perlu entrepreneurship. Termasuk Government perlu sekali yang bisa mengolah kekayaan daerah.

menciptakan peluang bukan mencari peluang, menularkan kemandirian


Tiga jari ini menggambarkan letter E. Anda lihat bentuk letter E. Nah, tiga jari itu masing-masing jari mempunyai arti.

Yang pertama, Envision.
Envision. Vision, wawasan. Nah Entrepreneur itu harus mempunyai wawasan. Tanpa wawasan kita tidak akan mencapai hasil yang maksimum.


Kedua, Explore.
Meneliti, menyelidiki, melakukan kreativitas, melakukan inovasi terus menerus. Nah, explore, explore, letter E, letter E. Ingat, Tanpa kita punya kreativitas, tanpa kita melakukan inovasi, tanpa kita terus menerus meneliti, mencari terus, maka tidak akan mencapai tujuan dan hasil Entrepreneurship.


Ketiga, Encounter.
Encounter itu menemukan, mendapatkannya. Menemukan, menemukan cara yang tepat. Dan mempraktikannya. Sudah ketemu, masih belum cukup. Nah, dalam encounter itu dia menemukan dan mempraktikannya.


Berarti wawasan, inovasi terus menerus, dan melaksanakan menjadi praktik, menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang sejahtera dan makmur.


Mengapa perlu tujuh spirit? Karena pada dasarnya entrepreneur terdiri dari tiga bagian yaitu pemahaman, keterampilan, dan jiwa. Jadi ada knowledge, ada skill, ada mindset.


7spirits of entrepreneur:
passion, persistence, independence, opportunity creation, creativity&innovation, calculated risk taker, high ethical standard



Persistence itu artinya mampu tahan uji sampai mencapai garis akhir. Bagaimana kita bisa berjalan, bagaimana kita bisa tahan menghadapi cobaan, bagaimana kita bisa tahan menghadapi banyak rintangan-rintangan supaya kita bisa mencapai tujan akhir dari perjalanan entrepreneurship.

Kita harus belajar mengelola diri kita, managing self, kelemahan-kelemahan kita kita ketahui, kekuatan-kekuatan kita kita ketahui kalau kita memang lemah dalam sesuatu jangan kita coba-coba masuk ke dalam pencobaan seperti itu

Sasaran itu kita tulis, sasaran itu kita coba raih supaya kita bisa mencapainya dengan baik itu. jadi, dengan menuliskan prime time kita, dengan memilih prime time kita, mengenal prime time kita, kemudian dengan mengatur waktu kita, maka kita bisa membuat diri kita persistence mencapai garis akhir dengan baik.


hal yang ketiga adalah tentang independence. Jadi sesudah passion, persistence, independence. Passion, persistence, independence. Independence adalah kemampuan kita untuk bekerja tidak bergantung kepada orang lain.

Pola pendidikan abad 21 dimana kita dituntut mau tidak mau harus belajar sendiri. Kita tidak bisa bergantung kepada sekolah, kita tidak bisa bergantung kepada training. Sekolah dan training akan memperlengkapi kita dengan sangat baik. Tetapi terlalu banyak hal yang harus kita pelajari sendiri. Sebab itu, usul saya, ketika kita memikirkan pengambangan diri, coba kita belajar. Pertama adalah bagaimana self study, bagaimana mengembangkan kemampuan kita untuk belajar. Bagaimana mengembangkan kemampuan kita belajar tidak bergantung pada sekolah, tidak bergantung pada lembaga-lembaga training, tapi tergantung kepada resource, sumber-sumber yang tersedia di masyarakat.



Pertama, pada pendidikan abad 21 sangat bergantung kepada ICT. Tanpa mengenal ICT, kemampuan mengelola internet, kemampuan mengelola komputer, kita akan sangat ketinggalan.

Hal yang kedua ialah life skill. Bagaimana kita mengembangkan life skill? Tadi kita sudah mengatakan bagaimana kita perlu mengembangkan belajar kita, kemampuan membaca kita, kemampuan menulis kita, kemampuan berkomunikasi. sejak kecil kita belajar membaca, tapi sampai dewasa pun kita harus terus menerus mengembangkan kemampuan membaca kita. Sejak kecil kita belajar menulis, tapi sampai dewasa pun kita harus terus menerus belajar menulis. Bagainama menulis yang baik, mengkomunikasikan ide-ide kita secara tertulis. Sejak kacil kita belajar berbicara, tapi sampai dewasa kita terus harus mengambangkan kemampuan kita berbicara. Bagaimana berbicara efektif, bagaimana berbicara tepat waktu, bagaimana berbicara memotivasi orang, bagaimana berbicara untuk menjual ide-ide kita.


maka yang keempat adalah kita harus melihat pada abad 21 ini berbeda dengan abad-abad sebelumnya. Kita mesti paham yang disebut 21 century content. Apa yang sedang terjadi dalam masyarakat? Tren-tren apa yang sedang terjadi di masyarakat? Perubahan-perubahan apa?

terakhir kita juga sebagai seorang yang independen harus mengembangkan kemampuan berpikir. Pada ujungnya kemampuan berpikir kita lah yang akan kita uji. Pada ujungnya kemampuan berpikir kita menentukan langkah kita ke mana


IPE Adalah singkatan dari integritas, profesionalisme dan entrepreneurship. Pak Ciputra pernah menyatakan bahwa, “Integritas sengaja saya taruh sebagai yang pertama karena saya berpendapat bahwa dua nilai utama yang lain yaitu profesionalisme dan entrepreneurship harus ditopang oleh integritas”.


kita akan tetap bertindak sesuai dengan nilai-nilai moral yang kita anut, terlepas dilihat oleh orang lain atau tidak, terlepas dari ada hukuman atau tidak, inilah yang kita sebut integritas moral. Ujian integritas moral sesungguhnya diukur bagaimana kita jujur terhadap diri kita sendiri di kala tidak ada orang yang melihat, di kala kita bisa luput dari hukuman, apakah kita tetap setia menjalankan nilai-nilai moral yang kita anut?


integritas moral ini adalah bagian yang membentuk karakter seseorang. Suatu fondasi penting untuk berkembang dalam entrepreneurship. Dasar pembentukan karakter kita dan juga dasar bagi kita dapat bekerja sama dengan pihak lain. Sebuah komitmen yang bisa dipegang. Sebuah karakter yang dapat dipercaya oleh konsumen, oleh rekan kerja, oleh para rekan bisnis, oleh pemerintah, dan juga oleh masyarakat luas.


Di sini ada dua dasar dalam bertindak secara etis. Pertama, dasar utamanya adalah niat atau kehendak baik. Immanuel Kant, seorang filusuf Jerman pernah menyebutkan, Goodwill atau kehendak baik ini adalah sesuatu yang dapat disebut baik pada dirinya. Kita bisa melihat motivasi atau niat ini juga mendasari apakah suatu perbuatan ini baik atau tidak. Kedua, dasar yang lain adalah manusia memiliki akal budi. Manusia yang hanya mengikuti dorongan spontan keinginannya tanpa merefleksikan atau mengambil jarak terhadap tindakannya, justru mengabaikkan kodratnya yaitu akal budi. Karena itu dasar lainnya adalah pertimbangan akal budi ini. Yang pertama kehendak baik itu menyentuh sisi emosional manusia, yang kedua adalah mempertimbangkan akal budi manusia.



apa pertimbangan akal budi yang dapat kita lakukan? Ketika harus mengambil keputusan etis dalam entrepreneurship? Di sini saya menawarkan empat langkah praktis yang sederhana. Petama, identifikasi masalah dengan cermat. Pahami pro dan kontranya. Jangan mengambil sebuah keputusan tanpa memahami persoalan lebih dahulu.
Kedua, saya sebut ujian Deontologis. Ujiannya ini adalah sederhana seperti ini. Apakah tindakan itu menghargai harkat manusia dan tidak menjadikan manusia sebagai alat semata? Apakah tindakan moral itu bersifat universal. Contoh tidakan bersifat moral ini dalam bahasa kaidah emas atau yang biasa disebut golden role, Lakukanlah yang Anda Ingin Orang Lain Lakukan ke Anda. Atau dalam bahasa negatifnya, atau dalam bahasa larangannya, Jangan Lakukan yang Anda Tidak Ingin Orang Lain Lakukan ke Anda atau Keluarga Anda.


langkah ketiga saya sebut ujian utilitarianisme. Dalam hal ini ujian utilitarianisme hanya menghitung apa benefit atau keuntungan dan apa kerugian bagi berbagai pihak yang terkait? Biasanya disebut juga stakeholder approach. Bayangkan kita tidak hanya menghitung plus minus bagi perusahaan, tapi kita juga menghitung plus minus bagi konsumen kita, bagi rekan bisnis kita, termasuk juga bagi lingkungan kita. Saat ini pendekatan ini biasanya dikenal juga dengan 3 P, yaitu People, Planet, Profit.


Seorang entrepreneur itu meng-create nilai sehingga dapat mengubah kotoran menjadi emas. Entrepreneur itu menciptakan nilai, menciptakan benefit bagi konsumennya. Perusahaan layak mendapatkan profit karena menjawab pertanyaan konsumennya, atau menguntungkan konsumennya. Pekerja ingin bekerja di sebuah perusahaan karena mendapatkan benefit dari perusahaan tersebut, sebaliknya perusahaan pun mendapatkan benefit dari kehadiran pekerjanya.


Mohon pertimbangan kita dapat kita hindari apa yang disebut dilema semu. Contoh dilema semu, saya ingin nilai bagus, tetapi tidak mau belajar.  Saya ingin cepat kaya, cepat mendapatkan profit, tapi merugikan orang lain. Kalau kita bisa menimbang bahwa suatu tindakan itu lolos dalam tiga langakah yang sudah kita lakukan tadi ternyata bisa memenuhi tiga langkah tersebut, lakukanlah.


Dalam prinsip moral tidak ada yang boleh dilanggar. Justru kreativitas membantu kita untuk memecahkan masalah tanpa harus melanggar prinsip moral. Di situlah tantangan seorang kreatif. Bagi kami, melanggar moral, atau merugikan orang lain bukanlah prinsip, bukan sesuatu yang kreatif, tetapi mungkin akan disamakan seperti maling atau pun benalu.


Hanya dengan komitmen yang terus menerus dan dengan latihan keras langkah berpikir etis dalam pengambilan keputusan, baik di dalam pelbagai studi kasus atau situasi riil, kita dapat membentuk karakter unggul. Setiap tindakan dan kerangka berpikir etis tersebut jika dilakukan terus menerus akan melahirkan kebiasaan dan kebiasaan akan melahirkan karakter bermoral dengan integritas tinggi. Anda bisa dikatakan orang yang dapat dipercaya jika Anda melakukan secara terus menerus menjadi suatu habbit dan akhirnya menjadi karakter Anda.

No comments: