Friday, September 27, 2013

Question and Interview - UCEO Task Week 4

TUGAS MINGGU KE-4: CALCULATED RISK TAKING

Tugas 1: Mengapa masih ragu berentrepreneur?

Menurut saya. banyak faktor yang menyebabkan seseorang ragu untuk memulai sebagai Entrepreneur ... secara umum ada 2 faktor utama : eksternal dan internal. Dimana kalau untuk diri saya sendiri, menurut saya faktor internal lebih berperan penting..


Faktor eksternal atau lingkungan
Seseorang ragu untuk menjalankan usaha karena takut tanggapan orang lain (orang tua, pasangan, pacar, teman-teman) yang melihat bahwa seorang Entrepreneur adalah seorang looser (tidak laku dalam mencari pekerjaan) ... Hal ini tidak bisa disalahkan, karena pandangan masyarakat Indonesia pada umumnya yang melihat menjadi pegawai akan lebih terjamin dalam hal income (memiliki gaji bulanan yang tetap).

Faktor internal atau pribadi
Adalah faktor dari dalam diri seseorang yang ragu menjadi Entrepreneur, misalnya motivasi yang kurang, takut gagal, sudah dalam comfort zone (sehingga enggan meninggalkan pekerjaan sekarang).

Solusi yang umum adalah : motivasi untuk berubah menjadi lebih baik...

Kata pepatah tidak ada yang abadi kecuali perubahan ... nah kalau mau hidup "abadi" seseorang harus berubah. Comfort zone adalah musuh besar bagi sesorang Entrepreneur. Dengan motivasi ini akan hilang semua hambatan lingkungan maupun faktor psikologis dari dalam, karena yakin perubahan akan membawa kehidupan yang lebih baik.
Masalah hambatan atau kegagalan usaha tidak ada hubungannya dengan motivasi untuk menjadi Entrepreneur.

Hal lain yang juga tidak kalah pentingnya adalah target ... sesorang tidak akan serta merta menjadi Entrepreneur kecuali memang sudah berusaha sejak kecil. Dengan kondisi sosial saat ini, umumnya orang akan berjalan mengikuti jenjang pendidikan ... nah, apapun jenjang pendidikannya, mampu atau tidak, sudah cukup memiliki bekal pengalaman atau tidak, seorang Entrepreneur akan menetapkan target untuk berusaha secara total karena pada dasarnya seorang Entrepreneur adalah seorang yang Risk Taker.

Memang ada contoh orang yang menjadi pegawai tetapi diam-diam memulai usaha, karena takut gagal maka status pegawainya dipertahankan.

Seorang Entrepreneur akan melihat bahwa kegagalan adalah sukses yang tertunda dan mengambil pelajaran dari kegagalan tersebut untuk terus maju.

Kalau masih ragu menjadi Entrepreneur lihat saja, apakah tukang bakso langganan kita tutup karena tidak ada pembeli? atau dalam skala yang lebih besar apakah Negara Singapura mengalami kebangkrutan karena tidak ada pembeli dan penjual?

Saya rasa ilustrasi pertanyaan tersebut dapat terus memotivasi kita agar tidak takut terus mencoba dan mencicipi kegagalan berulang kali..


Life is too short to let fear make big decisions for you..


====================================================================================



Tugas 2: Bagaimana perjalanan menjadi entrepreneur?

Untuk tugas wawancara saya mewancarai teman saya sekaligus mentor saya, dimana menurut saya beliau sudah menjadi pengusaha sukses. Beliau bernama Andreas Pardyanto. Owner dari PT Multi Informatika Solusindo yang beralamat di Grand Wijaya Center Blok H/41, Jl. Wijaya II, Jakarta 12160. Lini bisnisnya adalah bidang teknologi informasi dan komunikasi sebagai sistem integrator.


Berikut adalah kutipan jawaban dari beliau terkait pertanyaan bagaimana perjalanan menjadi entrepreneur.


Pastinya setiap orang memiliki motivasi yang berbeda ... tetapi keputusan menjadi penjual bakso keliling akan berbeda dengan keputusan seseorang yang berpendidikan untuk menjadi Entrepreneur. Seseorang menjadi tukang bakso mungkin karena terpaksa. Hidup di desa serba sulit, tanah tidak punya, cuaca tidak menentu dan tidak ada dukungan pemerintah untuk tetap menjadi petani. Terpaksa hijrah ke kota dan dengan pengalaman yang minim berkeliling menjajakan bakso. dalam perjalananya akan memiliki pelanggan dan seterusnya ...
Sudah cukup banyak kita dengar penjual warung tegal di pinggir jalan memiliki kediaman yang cukup mewah di desanya.

Seseorang yang berpendidikan tentu tidak memiliki motivasi menjadi Entrepreneur karena "terpaksa", tetapi karena sudah memikirkannya secara baik-baik dan memiliki target untuk terjun secara total, memiliki rencana-rencana (termasuk back-up plan) dan yang terpenting memiliki kreativitas dan inovasi dalam menghadapi tantangan dan hambatan usaha.

Apakah akan secara otomatis menjadi pengusaha yang besar ? bisa iya bisa tidak ... tergantung dari bagaimana seorang Entrepreneur menyikapi opportunity. Tetapi Entrepreneur sejati pada umumnya memulai usaha dari bawah dan tahap-demi tahap menjadi besar. Dengan tahapan inilah seorang Entrepreneur belajar ... Bila cepat menjadi besar umumnya akan cepat juga menjadi kecil kembali, tetapi Entrepreneur yang berjenjang, akan lebih tahan menghadapi hambatan dan tantangan bisnis.

Kalau gue, memang memiliki cita-cita menjadi pengusaha ... untuk menuju cita-cita itu gue harus memiliki pengalaman (karena lingkungan keluarga gue memang enggak ada yang jadi pengusaha). Oleh karenanya gue "magang" ? magang dimana ? karena gue punya hobby IT, ya harus magang di perusahaan IT dong ... perusahaan IT yang mana ? cari yang terbaik.

Ada satu hal dalam "magang" gue di perusahaan IT (IBM, Sun Microsystems dan Microsoft) adalah gue merasa tidak pernah cukup dan akhirnya terjebak dalam "comfort zone" tadi, sebelum akhirnya sadar bahwa magang nya kelamaan ... akhirnya dipatok target umur. Umur 40 tahun harus memiliki usaha sendiri. Usaha apa ? Enggak jauh-jauh lah usaha dibidang IT.

Bagaimana dengan modal ? Umumnya pedagang, usaha tidak dimulai dengan modal financial, tetapi modal kepercayaan.

Gue punya customer, gue kenal distributor, programmer, gue tahu struktur harga barang ... tinggal jalan cari opportunity.
Hanya dengan persiapan mental, gue memulai usaha langsung dengan pengunduran diri dari Microsoft pada usia 40 tahun.
Awalnya berpikir ... nekad nih ... keluarga juga bingung, ngapain keluar dari perusahaan asing dengan gaji dan benefit yang ibarat kata kita tidur akan kita dapatkan ? Tapi itu tadi motivasi sudah kuat ...

Mulai usaha sendiri ... datang ke customer, "hallo sekarang saya sudah tidak bergabung dengan Microsoft, apakah ada yang dapat saya bantu ?". Awalnya tentu customer masih ragu, dalam pemikirannya "paling bisanya jualan lisensi Microsoft". Tetapi perlahan kita tunjukan kemampuan kita. Awalnya cukup menjadi perantara (broker lah), customer perlu barang IT, kita carikan ... lama-lama berkembang, punya satu pegawai, dua pegawai sampai akhirnya memiliki 40 orang pegawai dalam 5 tahun tidak terasa dan menjadi system integrator .. danmemiliki produk sendiri.

Kedepannya gue sedang mencari bisnis dalam bidang lain supaya hidup gue punya warna yang lebih banyak lagi ...

Enjoy aja ...

Demikian kutipan wawancara saya dengan beliau, semoga berguna bagi rekan’ UCEO dan dapat menjadi inspirasi bagi kita semua untuk menambah semangat ber-entrepreneur.


Untuk saran, komentar, kritik, dan postingannya saya ucapkan terima kasih..


Salam entrepreneur,



Hansel Tanuwijaya


lecture4quiz4
edit · good note 0
15 hours ago by Hansel Tanuwijaya
followup discussions
for lingering questions and comments
raden agus yogaswara 15 hours ago Kisah yang inspiratif
raden agus yogaswara 15 hours ago Tapi bagaimana dengan anda sendiri Hansel, apakah sudah mulai mencoba berusaha?
Hansel Tanuwijaya 2 hours ago Terima kasih atas responnya Pak Raden..

Ijinkan saya bercerita sedikit..

Ya, saya sendiri sudah mulai menjadi entrepreneurship sejak 2 tahun lalu. Bidang yang saya geluti adalah elektronik komputer dan premium gadget. Saya membuka bersama teman saya usaha sampingan membuka toko di kawasan mangga dua, mencoba berusaha sendiri, mencari tambahan uang jajan.. karena saya sejak kecil dididik untuk tidak manja.. hehehe.. Di mana dalam perjalanannya saya kemudian bertemu beberapa network lainnya dan sekarang saya juga menjadi penjual gadget premium (yang dimaksud gadget premium ini adalah saya menjual gadget ponsel yang baru saja launch, seperti contohnya sekarang saya per minggu lalu sudah mulai menjual galaxytab3, iphone5s, dan iphone5c dengan import langsung dari hongkong bersama teman' saya.. hehe). Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya koneksi networking saya pun mulai "iseng" menjajal dunia lain seperti properti, tanah, pashmina, brokerage batu bara, dan lainnnya..

Dan seperti yang saya bilang sebelumnya, tantangan terbesar dalam ber-entrepreneurship adalah internal. Di mana motivasi saya yang kurang dan dikarenakan sudah berada di comfort zone.. Selain itu saya belum bisa full 100% terjun ke dalam dunia entrepreneurship dikarenakan saat ini saya masih bekerja (masih mencari pengalaman kerja sampai minimal 5 tahun), dan sampai akhir tahun ini saya masih harus menyelesaikan tesis saya. Saya takut tidak memiliki waktu yang cukup dan hilang fokus. Mungkin tahun depan, dimana satu demi satu target pencapaian saya dalam hidup mulai dipenuhi satu demi satu, saya dapat terjun ke dunia entrepreneurship 100%..


Terima kasih.

No comments: