Sunday, October 6, 2013

UCEO week #6

seorang entrepreneur jangan takut gagal. Jadi bisa gagal berkali-kali, tapi yang penting semangatnya, spiritnya tidak hilang.


Kegagalan tersebut ada dua macam.

1. Kegagalan pada waktu dia melakukan inovasi, kreativitas, 
Dalam inovasi, mencari ide-ide baru, menciptakan peluang yang baru, itu perlu dilakukan terus-menerus. Itu bukan hanya sepuluh kali gagal, jadi sampai ratusan kali gagal. Terutama kegagalan itu dimulai dari mindset kita.

Ada fase-fase kita lakuakan. Pertama dari mindset kita, kemudian kita bikin percobaan, dan kemudian pada keadaan sesungguhnya. Nah, pada mindset tersebut kita bisa melakukan kegagalan. Kita cari lagi ide-ide baru. Kita uji coba di lapangan dan sebagainya, dan sebagainya. Nanti kita menemukan beberapa yang kita anggap sudah bagus sekali


2. kegagalan dalam bisnis sesungguhnya.

anda jalankan usaha masih banyak rintangan-rintangan yang lain-lain. Pada waktu anda mencari inovasi yang baru, kreatif yang baru, cara sistem marketing yang baru, sistem produksi yang baru, desain gedung yang baru, sistem keuangan yang baru, itu bisa anda mengalami kegagalan. Tapi anda jangan putus asa. Anda harus mencari terus, terus saja mencari. Hanya dengan sesuatu yang baru, dengan inovasi yang baru, anda bisa menang dalam kompetisi anda.

Kalau anda hanya mengerjakan bisnis as usual, anda akan berjalan di tempat. Anda menjadi perusahaan yang marginal. Ya, anda menjadi perusahaan yang marginal. Oleh karena itulah sekali lagi. Gagal berkali-kali, bangkit berkali-kali. Dan pasti akan berhasil.

=========================

Bagi seorang entrepreneur, kegagalan itu hal yang biasa. Tetapi bagi kebanyakan orang itu merupakan hal yang sangat menakutkan.

seorang entrepreneur adalah An Oppotunity Creator, Innovator, dan juga Risk Taker. selain seorang entrepreneur itu harus menciptakan kesempatan, juga merupakan seorang inovator, memberikan nilai tambah kepada bisnisnya dan juga seorang risk taker artinya harus berani mengambil resiko.

seorang entrepreneur bisa berasal dari lahir dan karena keluarganya. Yang kedua karena lingkungannya, dan yang ketiga karena dididik dan dilatih.

project based learning. Artinya, mahasiswa harus melakukan start up bisnis, mengembangkan bisnis, dan menjadikan bisnis yang sustainable. Dari situlah mahasiswa balajar untuk berentrepreneur, mengalami kegagalan, bangkit kembali, dan memiliki bisnis yang besar.


penelitian mengenai kegagalan bisnis. Ada dua definisi. Yang pertama adalah definisi secara luas. Menurut Singh, Corner, & Pavlovich tahun 2007, dikatakan definisi yang luas dari kegagalan bisnis adalah entrepreneur exit atau quit dari bisnisnya. Jadi entrepreneur tersebut meninggalkan bisnisnya. Kemudian definisi yang lebih sempit dikatakan oleh Shepherd & Haynie tahun 2011, adalah ketika seorang entrepreneur itu mengalami kebangkrutan atau mengalami kerugian yang besar di dalam bisnisnya.


Di tahun pertama mereka mengalami groundbreaker, artinya pembentukan entrepreneur mindset dan spirit. Kemudian masuk ke semester kedua, mahasisawa belajar untuk melakukan ideasi bisnis, design thinking, identifikasi, prototyping, sampai ke user testing, membuat bisnis model canvas atau B-plan, serta dieksekusi bisnisnya. Dan kemudian masuk di tahun kedua, yaitu di semester ketiga, para mahasiswa tersebut sudah harus melakukan start up bisnis. Di semester ke empat mahasiswa di Universitas Ciputra mengalami pembelajaran bisnis inovation. Artinya mereka harus memberikan inovasi terhadap proses bisnisnya. Kemudian di semester lima melakukan scale up bisnis atau global business experience. Kemudian di semester enam dan tujuh mereka melakukan developing business dan sustainability business.

ada tujuh alasan mengapa seorang entrepreneur gagal di bisnis mereka:

1. Alasan pertama adalah Survival Driven atau Seeking Money Before Adding Value  artinya seorang entrepreneur hanya berpikir untuk profit jangka pendek dan tidak memikirkan bisnis jangka panjang.

2. Alasan yang kedua adalah Inadequate atau Lack of Knowledge artinya seorang entrepreneur tidak memiliki pengetahuan dasar atau pengetahuan yang mendahului ketika dia mau membuka bisnisnya. Untuk itulah dibutuhkan market riset atau eksplorasi ketika seorang entrepreneur mau membuka bisnisnya pertama kali. Saya menyarankan seorang entrepreneur untuk melakukan eksplorasi atau market riset, interview kepada customer, calon customer, kepada kompetitor, kepada suplier untuk mengetahui kemampuan dasar sebelum membuka bisnisnya.

3. Alasan yang ketiga adalah Lack of Focuks. Kebanyakan seorang entrepreneur ingin membuka bisnis di berbagai bidang. Tidak bisa. Harus fokus terlebih dahulu di bidang tertentu.

4. Alasan keempat mengapa seorang entrepreneur gagal di bisnis mereka yang pertama adalah Fail of Failure. Artinya entrepreneur tersebut takut untuk melangkah lebih maju lagi di bisnisnya.

5. Alasan yang kelima adalah Lack of Vision. Artinya entrepreneur tersebut tidak memiliki visi kedepannya bisnis ini mau dibawa ke mana.

6. Alasan keenam adalah Poor Money Management atau tidak bisa mengelola keuangannya.

7. Alasan yang ketujuh atau alasan terakhir mengapa seorang entrepreneur gagal di bisnis mereka yang pertama adalah I can do well all by myself. Artinya dia cenderung untuk bekerja sendiri, tidak mau melakukan networking atau bekerja secara teamwork. Adalah lebih baik untuk menjalin hubungan atau networking dengan berbagai pihak yang bisa menyatukan kekuatan untuk membuat bisnis tersebut menjadi berhasil.


lima kunci untuk menjadikan kegagalan menjadi kunci sukses:

1. Kunci yang pertama adalah Call Failure Something Else artinya sebut kegagalan itu bukan sebagai kegagalan, tetapi sebagai experience atau pengalaman. Gambarannya seperti ini. Sebuah perusahaan yang besar yang akan meng-hire senior manager tidak mungkin mempekerjakan seorang fresh graduate. Artinya seorang manager yang diharapkan adalah seorang yang memiliki pengalaman menjadi senior manager di tempat lain. Demikian juga ketika seseorang melakukan bisnis, kegagalan sebenarnya bukan kegagalan, tetapi adalah pengalaman yang mengikuti hidupnya. Artinya dia sudah memiliki pengalaman di dalam berbisnis. Oleh karena itu jangan sebut kegagalan sebagai kegagalan. Bagi seorang entrepreneur kegagalan itu adalah sebuah pengalaman, guru yang paling berharga.

2. Kunci yang kedua adalah Use Failure as A Stepping Stone, artinya gunakan kegagalan tersebut sebagai batu pijakan untuk membuka bisnis yang lebih baik lagi, yang akan berkembang lebih besar lagi di kemudian hari.

3. Kunci yang ketiga adalah Never Fail Alone, artinya anda harus memiliki partner bisnis. Anda harus mulai melakukan networking. Jangan gagal sendirian.

4. Kunci yang keempat Don’t Hide Your Failure, artinya jangan pernah sembunyikan kegagalan itu karena kegagalan itu sebenarnya bukan kegagalan bagi seorang entrepreneur. Kegagalan adalah pangalaman.

5. Kunci yang kelima atau yang terakhir adalah Find Out Your Passion atau betul-betul temukan passion anda. Karena ketika anda membuka bisnis, di mana itu merupakan passion anda, maka bisnis itu akan lebih memiliki change untuk berhasil

=========================================================

Tiga langkah yang kita miliki sebagai entrepreneur.

1. Menemukan passion kita sebenarnya. Siapa diri kita sebenarnya. Apa keunggulan kita. Dan juga apa kelemahan kita. Dari situ kita dapat mengembangkan bisnis apa yang akan kita laksanakan. Mengapa passion ini menjadi sangat penting? Karena bagi saya jikalau kita bekerja sesuai dengan passion kita, maka apa pun yang akan kita kerjakan ini tidak membuat kita merasa lelah. Juga kita tidak merasa kalau kita gagal atau gimana, kita akan merasa saya harus lebih maju, lebih baik lagi.


2. Memahami teknik-teknik dalam bisnis, bagaimana teknik bisnis yang baik. Dan akhirnya, setelah kita mengetahui passion kita apa, kemudian kita juga mengetahui bagaimana kita berbisnis dengan teknik yang baik,

3. Mengubah passion ini menjadi suatu bisnis yang baik di mana passion kita ini akan menghasilkan sesuatu yang bernilai buat orang lain sehingga orang lain ini akan bersedia untuk membayar kepada kita dalam memperoleh produk dan jasa yang kita hasilkan ini.


Tanda halal? Mie ayam putih = babi? Petugas penjual etnis?
Sehingga perlu melibatkan customer (siapa, background, apa?), perlunya mempelajari pasar, lingkungan, customer. Jangan pernah menilai apa yang menurut kita benar.. Tapi harusnya dari masyarakat dan customer.

Satu kesimpulan yang saya harapkan bisa diambil oleh semua UC Onliners. Yang paling penting adalah, kita tidak pernah boleh merasa apa pun yang kita nilai di dalam bisnis menurut apa yang kita nilai. Atau apa yang menurut kita benar, apa yang menurut kita baik. Tidak bisa begitu dalam bisnis. Market yang selalu pada akhirnya memutuskan apakah Anda berhasil atau tidak.

No comments: