Sunday, September 29, 2013

inspiration story - victor frank

Victor Frankl, seorang psikiater , pernah menjalani kerja paksa di kamp konsentrasi Jerman pada saat Perang Dunia II.

Ia dipaksa bekerja di bawah cerobong asap tempat pembakaran mayat tawanan perang Jerman sehingga asap tebal itu dihirupnya setiap hari. Baginya, kamp konsentrasi tidak hanya merenggut kebebasannya, termasuk untuk menghirup udara bersih, tetapi juga merenggut orangtua, istri dan saudaranya yang tewas di dalam kamp tersebut.

Betapa menderita dan sesak hidupnya, tetapi ia tetap bertahan. Mengapa?

Karena prinsip hidupnya: “Mereka boleh saja mengambil semua milikku, tetapi tidak dapat mengambil kekuatan untuk menentukan sikapku sendiri.”

Bagaimana kita menentukan sikap sering membuat perbedaan dalam hidup kita.

Sikap selalu menentukan bagaimana kita hidup.

Sikap berani akan membuat kita lebih tabah melangkah melewati kesulitan dibandingkan dengan sikap penakut.

Sikap proaktif akan membuat kita lebih bijak menentukan pilihan dibandingkan dengan sikap reaktif.

Sikap adalah milik kita. Hanya kita yang dapat menentukannya, bukan orang lain dan juga bukan kondisi.

KITA TIDAK DAPAT MEMILIH KONDISI YANG HARUS KITA HADAPI. ..................
TETAPI KITA BISA MEMILIH DAN MENENTUKAN BAGAIMANA KITA HARUS MENYIKAPINYA.

Orang bodoh vs Orang Pintar

Karena merasa dirinya goblok, orang bodoh tidak berpikir secara runtun, tapi mengalir begitu saja. Orang goblok juga akan lebih percaya pada orang lain yang lebih pintar dari dirinya. Kalau gagal, orang goblok tidak merasa gagal, tapi sedang belajar jadi lebih pintar. Akhirnya, orang goblok bisa jadi bosnya orang pintar-pintar.

Sementara, orang pintar menghitung sesuatu nyelimet dan usahanya nggak jalan-jalan, karena dibebani rencana yang belum tentu berhasil. Orang pintar juga tidak percaya orang lain sehingga semua dikerjakannya sendiri.

 =====================================================================

Orang bodoh sulit dapat kerja, akhirnya berbisnis…
Agar bisnisnya berhasil, tentu dia harus rekrut orang pintar.
Walhasil boss-nya orang pintar adalah orang bodoh.
Orang bodoh sering melakukan kesalahan, maka dia rekrut orang pintar yang tidak pernah salah untuk memperbaiki yang salah. Walhasil orang bodoh memerintahkan orang pintar untuk keperluan orang bodoh.
Orang pintar belajar untuk mendapatkan ijazah untuk selanjutnya mencari kerja. Orang bodoh berpikir secepatnya mendapatkan uang untuk membayari proposal yang diajukan orang pintar.
Orang bodoh tidak bisa membuat teks pidato,maka dia menyuruh orang pintar untuk membuatnya.
Orang bodoh kayaknya susah untuk lulus sekolah hukum (SH).oleh karena itu orang bodoh memerintahkan orang pintar untuk membuat undang-undangnya orang bodoh.
Orang bodoh biasanya jago cuap-cuap jual omongan,sementara itu orang pintar percaya.
Tapi selanjutnya orang pintar menyesal karena telah mempercayai orang bodoh. Tapi toh saat itu orang bodoh sudah ada di atas.
Orang bodoh berpikir pendek untuk memutuskan sesuatu yang dipikirkan panjang-panjang oleh orang pintar. Walhasil orang orang pintar menjadi staf-nya orang bodoh.
Saat bisnis orang bodoh mengalami kelesuan, dia PHK orang-orang pintar yang berkerja.
Tapi orang-orang pintar DEMO. Walhasil orang-orang pintar ‘meratap-ratap’ kepada orang bodoh agar tetap diberikan pekerjaan.
Tapi saat bisnis orang bodoh maju, orang pinter akan menghabiskan waktu untuk bekerja keras dengan hati senang, sementara orang bodoh menghabiskan waktu untuk bersenang-senang dengan keluarganya.
Mata orang bodoh selalu mencari apa yang bisa di jadikan duit.
Mata orang pintar selalu mencari kolom lowongan perkerjaan.
Bill gate (Microsoft), Dell, Henry (Ford), Thomas Alfa Edison, Tommy Suharto, Liem Sioe Liong (BCA group). Adalah contoh orang-orang yang tidak pernah dapat (S1), tapi kemudian menjadi kaya. Ribuan orang-orang pintar bekerja untuk mereka. Dan puluhan ribu jiwa keluarga orang pintar bergantung pada orang bodoh.
PERTANYAAN :
> Mendingan jadi orang pinter atau orang bodoh??
> Pinteran mana antara orang pinter atau orang bodoh ???
> Mana yang lebih mulia antara orang pinter atau orang bodoh??
> Mana yang lebih susah, orang pinter atau orang bodoh??
KESIMPULAN:
Jangan lama-lama jadi orang pinter, lama-lama tidak sadar bahwa dirinya telah dibodohi oleh orang bodoh.
Jadilah orang bodoh yang pinter dari pada jadi orang pinter yang bodoh. Kata kunci nya adalah ‘resiko’ dan ‘berusaha’, karena orang bodoh perpikir pendek maka dia bilang resikonya kecil, selanjutnya dia berusaha agar resiko betul-betul kecil.
Orang pinter berpikir panjang maka dia bilang resikonya besar untuk selanjutnya dia tidak akan berusaha mengambil resiko tersebut. Dan mengabdi pada orang bodoh…
Diamanakah posisi anda saat ini…?
Berhentilah meratapi keadaan anda yang sekarang…
Ini hanya sebuah Refleksi dari semua Retorika dan Dinamika kehidupan.

=======================================================================

Mari simak poin yang di bawah ini :
# Terlalu Banyak Ide
Orang pintar biasanya lebih banyak ide,bahkan mungkin terlalu banyak ide yang ada dikepalanya,sehingga tidak ada satupun yang menjadi kenyataan,dan dia praktekkan.
Sedang orang bodoh,mungkin hanya memiliki satu ide,dan satu itulah yang menjadi pilihan usahanya.
#Miskin Keberanian Untuk Memulai
Orang bodoh biasanya lebih berani untuk memulai suatu usaha,kenapa demikian..?,karena orang bodoh sering tidak berpikir panjang dan banyak pertimbangan,nothing to lose.
Sebaliknya,orang pintar terlalu banyak perhitungan dan pertimbangan,dan tidak mempunyai keberanian yang cukup untuk memulai usaha.
# Terlalu Pandai Menganalisis
Sebagian besar orang pintar,sangat pandai menganalisis,setiap satu ide usaha,dia analisa dengan lengkap mulai dari modal,untung rugi,sampai break event point.Ini memang dibutuhkan dalam bisnis,tapi jika sudah jauh-jauh menganalisis,ternyata dia tidak jadi memulainya,karena mungkin lebih lama untungnya,takut ruginya,dan tidak bisa kembali modal.
Tapi orang bodoh,kurang pandai menganalisis,sehingga lebih cepat memulai usaha.
# Usaha (Bisnis) Butuh Pendidikan Tinggi
Orang pintar,seringkali beranggapan bahwa pendidikan yang tinggi adalah jaminan yang khusus untuk bisa memulai usahanya,maka banyak orang yang pintar,akan menempuh pendidikan tertentu guna mendukung berjalannya usahanya.
Orang bodoh,tak perlu harus menempuh pendidikan yang tinggi,hanya butuh proses berpikir,lalu bertindak nyata.
# Mudah Menyerah
Orang pintar,akan merasa gengsi ketika dia mengalami sebuah kegagalan dalam satu bidang usaha,sehingga dia akan langsung beralih ke bidang usaha lain.
Orang bodoh,ketika mengalami hambatan,seringkali tidak punya pilihan kecuali mengalahkan hambatan tersebut.
Dari lima point di atas,mungkin sudah mewakili apa yang ingin saya sampaikan atas judul di atas.Sebetulnya masih banyak point,yang bisa dijadikan referensi bahwa untuk menjadi orang yang sukses,cukuplah menjadi orang yang bodoh.
Untuk sementara,orang bodoh,tetap akan menjaga khasnya tersendiri.Keumuman manusia Indonesia,akan lebih merasa nyaman dengan sebutan orang bodoh,ketimbang orang pintar.
Meski dengan sindiran iklan sebuah produk,tentu itu hanyalah memancing seseorang untuk tertarik pada produk tersebut.Selebihnya terserah anda,silahkan  memilih.
Mau pilih yang Mana..?

=======================================================================

Last but not least..

"Never argue with stupid people, they will drag you down to their level and then beat you with experience."  - Mark Twain -

UCEO week #5

beraksi dan berentrepreneur

inti dan plasma
pengusaha dan masyarakat

GABS - government, akademisi, bisnis, sosial

Government, Academision, Bussines, dan Sosial. Jadi, semua bidang perlu entrepreneurship. Termasuk Government perlu sekali yang bisa mengolah kekayaan daerah.

menciptakan peluang bukan mencari peluang, menularkan kemandirian


Tiga jari ini menggambarkan letter E. Anda lihat bentuk letter E. Nah, tiga jari itu masing-masing jari mempunyai arti.

Yang pertama, Envision.
Envision. Vision, wawasan. Nah Entrepreneur itu harus mempunyai wawasan. Tanpa wawasan kita tidak akan mencapai hasil yang maksimum.


Kedua, Explore.
Meneliti, menyelidiki, melakukan kreativitas, melakukan inovasi terus menerus. Nah, explore, explore, letter E, letter E. Ingat, Tanpa kita punya kreativitas, tanpa kita melakukan inovasi, tanpa kita terus menerus meneliti, mencari terus, maka tidak akan mencapai tujuan dan hasil Entrepreneurship.


Ketiga, Encounter.
Encounter itu menemukan, mendapatkannya. Menemukan, menemukan cara yang tepat. Dan mempraktikannya. Sudah ketemu, masih belum cukup. Nah, dalam encounter itu dia menemukan dan mempraktikannya.


Berarti wawasan, inovasi terus menerus, dan melaksanakan menjadi praktik, menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang sejahtera dan makmur.


Mengapa perlu tujuh spirit? Karena pada dasarnya entrepreneur terdiri dari tiga bagian yaitu pemahaman, keterampilan, dan jiwa. Jadi ada knowledge, ada skill, ada mindset.


7spirits of entrepreneur:
passion, persistence, independence, opportunity creation, creativity&innovation, calculated risk taker, high ethical standard



Persistence itu artinya mampu tahan uji sampai mencapai garis akhir. Bagaimana kita bisa berjalan, bagaimana kita bisa tahan menghadapi cobaan, bagaimana kita bisa tahan menghadapi banyak rintangan-rintangan supaya kita bisa mencapai tujan akhir dari perjalanan entrepreneurship.

Kita harus belajar mengelola diri kita, managing self, kelemahan-kelemahan kita kita ketahui, kekuatan-kekuatan kita kita ketahui kalau kita memang lemah dalam sesuatu jangan kita coba-coba masuk ke dalam pencobaan seperti itu

Sasaran itu kita tulis, sasaran itu kita coba raih supaya kita bisa mencapainya dengan baik itu. jadi, dengan menuliskan prime time kita, dengan memilih prime time kita, mengenal prime time kita, kemudian dengan mengatur waktu kita, maka kita bisa membuat diri kita persistence mencapai garis akhir dengan baik.


hal yang ketiga adalah tentang independence. Jadi sesudah passion, persistence, independence. Passion, persistence, independence. Independence adalah kemampuan kita untuk bekerja tidak bergantung kepada orang lain.

Pola pendidikan abad 21 dimana kita dituntut mau tidak mau harus belajar sendiri. Kita tidak bisa bergantung kepada sekolah, kita tidak bisa bergantung kepada training. Sekolah dan training akan memperlengkapi kita dengan sangat baik. Tetapi terlalu banyak hal yang harus kita pelajari sendiri. Sebab itu, usul saya, ketika kita memikirkan pengambangan diri, coba kita belajar. Pertama adalah bagaimana self study, bagaimana mengembangkan kemampuan kita untuk belajar. Bagaimana mengembangkan kemampuan kita belajar tidak bergantung pada sekolah, tidak bergantung pada lembaga-lembaga training, tapi tergantung kepada resource, sumber-sumber yang tersedia di masyarakat.



Pertama, pada pendidikan abad 21 sangat bergantung kepada ICT. Tanpa mengenal ICT, kemampuan mengelola internet, kemampuan mengelola komputer, kita akan sangat ketinggalan.

Hal yang kedua ialah life skill. Bagaimana kita mengembangkan life skill? Tadi kita sudah mengatakan bagaimana kita perlu mengembangkan belajar kita, kemampuan membaca kita, kemampuan menulis kita, kemampuan berkomunikasi. sejak kecil kita belajar membaca, tapi sampai dewasa pun kita harus terus menerus mengembangkan kemampuan membaca kita. Sejak kecil kita belajar menulis, tapi sampai dewasa pun kita harus terus menerus belajar menulis. Bagainama menulis yang baik, mengkomunikasikan ide-ide kita secara tertulis. Sejak kacil kita belajar berbicara, tapi sampai dewasa kita terus harus mengambangkan kemampuan kita berbicara. Bagaimana berbicara efektif, bagaimana berbicara tepat waktu, bagaimana berbicara memotivasi orang, bagaimana berbicara untuk menjual ide-ide kita.


maka yang keempat adalah kita harus melihat pada abad 21 ini berbeda dengan abad-abad sebelumnya. Kita mesti paham yang disebut 21 century content. Apa yang sedang terjadi dalam masyarakat? Tren-tren apa yang sedang terjadi di masyarakat? Perubahan-perubahan apa?

terakhir kita juga sebagai seorang yang independen harus mengembangkan kemampuan berpikir. Pada ujungnya kemampuan berpikir kita lah yang akan kita uji. Pada ujungnya kemampuan berpikir kita menentukan langkah kita ke mana


IPE Adalah singkatan dari integritas, profesionalisme dan entrepreneurship. Pak Ciputra pernah menyatakan bahwa, “Integritas sengaja saya taruh sebagai yang pertama karena saya berpendapat bahwa dua nilai utama yang lain yaitu profesionalisme dan entrepreneurship harus ditopang oleh integritas”.


kita akan tetap bertindak sesuai dengan nilai-nilai moral yang kita anut, terlepas dilihat oleh orang lain atau tidak, terlepas dari ada hukuman atau tidak, inilah yang kita sebut integritas moral. Ujian integritas moral sesungguhnya diukur bagaimana kita jujur terhadap diri kita sendiri di kala tidak ada orang yang melihat, di kala kita bisa luput dari hukuman, apakah kita tetap setia menjalankan nilai-nilai moral yang kita anut?


integritas moral ini adalah bagian yang membentuk karakter seseorang. Suatu fondasi penting untuk berkembang dalam entrepreneurship. Dasar pembentukan karakter kita dan juga dasar bagi kita dapat bekerja sama dengan pihak lain. Sebuah komitmen yang bisa dipegang. Sebuah karakter yang dapat dipercaya oleh konsumen, oleh rekan kerja, oleh para rekan bisnis, oleh pemerintah, dan juga oleh masyarakat luas.


Di sini ada dua dasar dalam bertindak secara etis. Pertama, dasar utamanya adalah niat atau kehendak baik. Immanuel Kant, seorang filusuf Jerman pernah menyebutkan, Goodwill atau kehendak baik ini adalah sesuatu yang dapat disebut baik pada dirinya. Kita bisa melihat motivasi atau niat ini juga mendasari apakah suatu perbuatan ini baik atau tidak. Kedua, dasar yang lain adalah manusia memiliki akal budi. Manusia yang hanya mengikuti dorongan spontan keinginannya tanpa merefleksikan atau mengambil jarak terhadap tindakannya, justru mengabaikkan kodratnya yaitu akal budi. Karena itu dasar lainnya adalah pertimbangan akal budi ini. Yang pertama kehendak baik itu menyentuh sisi emosional manusia, yang kedua adalah mempertimbangkan akal budi manusia.



apa pertimbangan akal budi yang dapat kita lakukan? Ketika harus mengambil keputusan etis dalam entrepreneurship? Di sini saya menawarkan empat langkah praktis yang sederhana. Petama, identifikasi masalah dengan cermat. Pahami pro dan kontranya. Jangan mengambil sebuah keputusan tanpa memahami persoalan lebih dahulu.
Kedua, saya sebut ujian Deontologis. Ujiannya ini adalah sederhana seperti ini. Apakah tindakan itu menghargai harkat manusia dan tidak menjadikan manusia sebagai alat semata? Apakah tindakan moral itu bersifat universal. Contoh tidakan bersifat moral ini dalam bahasa kaidah emas atau yang biasa disebut golden role, Lakukanlah yang Anda Ingin Orang Lain Lakukan ke Anda. Atau dalam bahasa negatifnya, atau dalam bahasa larangannya, Jangan Lakukan yang Anda Tidak Ingin Orang Lain Lakukan ke Anda atau Keluarga Anda.


langkah ketiga saya sebut ujian utilitarianisme. Dalam hal ini ujian utilitarianisme hanya menghitung apa benefit atau keuntungan dan apa kerugian bagi berbagai pihak yang terkait? Biasanya disebut juga stakeholder approach. Bayangkan kita tidak hanya menghitung plus minus bagi perusahaan, tapi kita juga menghitung plus minus bagi konsumen kita, bagi rekan bisnis kita, termasuk juga bagi lingkungan kita. Saat ini pendekatan ini biasanya dikenal juga dengan 3 P, yaitu People, Planet, Profit.


Seorang entrepreneur itu meng-create nilai sehingga dapat mengubah kotoran menjadi emas. Entrepreneur itu menciptakan nilai, menciptakan benefit bagi konsumennya. Perusahaan layak mendapatkan profit karena menjawab pertanyaan konsumennya, atau menguntungkan konsumennya. Pekerja ingin bekerja di sebuah perusahaan karena mendapatkan benefit dari perusahaan tersebut, sebaliknya perusahaan pun mendapatkan benefit dari kehadiran pekerjanya.


Mohon pertimbangan kita dapat kita hindari apa yang disebut dilema semu. Contoh dilema semu, saya ingin nilai bagus, tetapi tidak mau belajar.  Saya ingin cepat kaya, cepat mendapatkan profit, tapi merugikan orang lain. Kalau kita bisa menimbang bahwa suatu tindakan itu lolos dalam tiga langakah yang sudah kita lakukan tadi ternyata bisa memenuhi tiga langkah tersebut, lakukanlah.


Dalam prinsip moral tidak ada yang boleh dilanggar. Justru kreativitas membantu kita untuk memecahkan masalah tanpa harus melanggar prinsip moral. Di situlah tantangan seorang kreatif. Bagi kami, melanggar moral, atau merugikan orang lain bukanlah prinsip, bukan sesuatu yang kreatif, tetapi mungkin akan disamakan seperti maling atau pun benalu.


Hanya dengan komitmen yang terus menerus dan dengan latihan keras langkah berpikir etis dalam pengambilan keputusan, baik di dalam pelbagai studi kasus atau situasi riil, kita dapat membentuk karakter unggul. Setiap tindakan dan kerangka berpikir etis tersebut jika dilakukan terus menerus akan melahirkan kebiasaan dan kebiasaan akan melahirkan karakter bermoral dengan integritas tinggi. Anda bisa dikatakan orang yang dapat dipercaya jika Anda melakukan secara terus menerus menjadi suatu habbit dan akhirnya menjadi karakter Anda.

Saturday, September 28, 2013

Arjuna Batik Information Retrieval Online Store (ABIROS) - UCEO Task 2

Dear all UCEO-ers dan Pak Ciputra serta staff pengajar,



Setelah ide pertama saya yang berjudul "Healthy Metropolis First Aid (HMFA)"
Ini adalah Ide kedua saya tentang peluang bisnis (sehubungan dengan tugas minggu ke 2) :

"Arjuna Batik Information Retrieval Online Store (ABIROS)"

Ide ini diawali dengan riset saya, teman saya, dan dosen saya ketika kuliah S1 dulu.

Dengan menggabungkan 3 hal: "budaya Indonesia, aplikasi narsis / foto kamera, pengolahan citra image digital"

Dan dulu sudah berhasil dikembangkan prototypenya dengan webservice dan mobile client java.
(Thanks to Multilab Research, Faculty of Computer Science, University of Indonesia)
More info: http://fws.cs.ui.ac.id/BatikInformationRetriever/



Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian. Selain itu batik bisa mengacu pada dua hal. Yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan menggunakan malam untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain. Dalam literatur internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist dyeing. Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan. Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober, 2009.
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Batik


Peluang bisnis saya ini adalah mengembangkan mobile apps untuk semua platform devices yang ada (windowsphone, IOS, Android, OS lainnya). Mobile apps ABIROS ini digunakan untuk memperoleh informasi detail tentang nama batik (dimana Indonesia sangat kaya dan bermacam macam sekali batiknya), pola, asal muasal, sejarah, serta dimana toko terdekat untuk membeli batik tersebut. Mobile apps ini diharapkan dikembangkan telah terintegrasi dengan e-banking (yang nantinya digunakan untuk shopping cart dan delivery services jika ingin membeli langsung batik).


Mobile apps ini juga diharapkan dapat membantu sosialisasi / memperkenalkan wawasan batik ke semua orang (baik penduduk Indonesia maupun luar negri) dan membantu meningkatkan penjualan pengrajin batik (bahkan mungkin dapat ekspor ke luar negri)


Sehingga apabila di dalam suatu occasion event tertentu ketika foto - foto resmi, selain foto tersebut digunakan untuk kenangan kita, kita dapat memperoleh informasi batik yang digunakan (jika ada yang berfoto dengan memakai batik).


pembahasan dari sudut pandang 7 guideline ttg peluang bisnis:


1. Ada masalah yang ingin dipecahkan?
Memperkenalkan budaya kerajinan Indonesia, membantu pendapatan pengrajin batik lokal, meningkatkan devisa negara melalui ekspor.


2. Pelanggan mau berkorban untuk solusi?
Untuk pelanggan yang hobi mengkoleksi batik (tidak tertutup orang asing / bule , yang bekerja sebagai expat di Indonesia) pasti akan sangat terbantu dengan mobile apps ini.


3. Apakah ada nilai tambah sehingga pelanggan tidak sanggup bilang tidak?
Ada. Nilai tambah yang saya tawarkan di sini adalah pelanggan dengan segera langsung memesan batik tersebut hanya melalui ponselnya dan menunggu kiriman barang datang (jika pelanggan ingin membeli batik) dan pelanggan dapat mengetahui informasi detail batik yang digunakan.


4. menciptakan jarak dengan pesaing lainnya?
Ya, setahu saya belum ada aplikasi kamera (mobile apps) yang khusus dikembangkan untuk batik dan terintegrasi dengan e-banking.



5.Bermanfaatkah bagi masyarakat?
Website portal ini sangat bermanfaat bagi kalangan masyarakat pengrajin batik (micro bisnis dan home industry) yang ingin menambah omset penjualannya serta ingin melakukan ekspansi dengan cara online (penjual) dan bermanfaat juga bagi kalangan masyarakat yang hobi mengkoleksi batik.


6. Berapa market size dan berapa yang bisa diambil?

Market size yang bisa diambil adalah 15 juta pelanggan.

Angka tersebut saya dapat dari asumsi sekitar 20%-30% penduduk pulau Jawa (dimana "batik"  berasal dari Jawa), pasti setiap penduduknya berniat mempunyai sebuah batik.

Raw data statistik penduduk pulau Jawa diperoleh dari: http://www.jabarprov.go.id/root/dalamangka/dda2012.pdf



7. Bagaimana verifikasi di pasar?
Terdapat suatu layanan review product, reference product, dan email customer service serta informasi jenis - jenis batik yang selalu diupdate secara periodik di dalam database. Sehingga hubungan antara user / pelanggan dengan pengrajin / penjual batik selalu tetap terjaga.



Demikian ide kedua ini saya buat.

Ditunggu masukan, saran, kritik, dan komentar.


Dalam beberapa hari ke depan, saya akan posting lagi ide saya lainnya.

Last but not least, ide ini saya golongkan ke kuadran 4.




Salam Entrepreneurship,


Hansel Tanuwijaya

Friday, September 27, 2013

Question and Interview - UCEO Task Week 4

TUGAS MINGGU KE-4: CALCULATED RISK TAKING

Tugas 1: Mengapa masih ragu berentrepreneur?

Menurut saya. banyak faktor yang menyebabkan seseorang ragu untuk memulai sebagai Entrepreneur ... secara umum ada 2 faktor utama : eksternal dan internal. Dimana kalau untuk diri saya sendiri, menurut saya faktor internal lebih berperan penting..


Faktor eksternal atau lingkungan
Seseorang ragu untuk menjalankan usaha karena takut tanggapan orang lain (orang tua, pasangan, pacar, teman-teman) yang melihat bahwa seorang Entrepreneur adalah seorang looser (tidak laku dalam mencari pekerjaan) ... Hal ini tidak bisa disalahkan, karena pandangan masyarakat Indonesia pada umumnya yang melihat menjadi pegawai akan lebih terjamin dalam hal income (memiliki gaji bulanan yang tetap).

Faktor internal atau pribadi
Adalah faktor dari dalam diri seseorang yang ragu menjadi Entrepreneur, misalnya motivasi yang kurang, takut gagal, sudah dalam comfort zone (sehingga enggan meninggalkan pekerjaan sekarang).

Solusi yang umum adalah : motivasi untuk berubah menjadi lebih baik...

Kata pepatah tidak ada yang abadi kecuali perubahan ... nah kalau mau hidup "abadi" seseorang harus berubah. Comfort zone adalah musuh besar bagi sesorang Entrepreneur. Dengan motivasi ini akan hilang semua hambatan lingkungan maupun faktor psikologis dari dalam, karena yakin perubahan akan membawa kehidupan yang lebih baik.
Masalah hambatan atau kegagalan usaha tidak ada hubungannya dengan motivasi untuk menjadi Entrepreneur.

Hal lain yang juga tidak kalah pentingnya adalah target ... sesorang tidak akan serta merta menjadi Entrepreneur kecuali memang sudah berusaha sejak kecil. Dengan kondisi sosial saat ini, umumnya orang akan berjalan mengikuti jenjang pendidikan ... nah, apapun jenjang pendidikannya, mampu atau tidak, sudah cukup memiliki bekal pengalaman atau tidak, seorang Entrepreneur akan menetapkan target untuk berusaha secara total karena pada dasarnya seorang Entrepreneur adalah seorang yang Risk Taker.

Memang ada contoh orang yang menjadi pegawai tetapi diam-diam memulai usaha, karena takut gagal maka status pegawainya dipertahankan.

Seorang Entrepreneur akan melihat bahwa kegagalan adalah sukses yang tertunda dan mengambil pelajaran dari kegagalan tersebut untuk terus maju.

Kalau masih ragu menjadi Entrepreneur lihat saja, apakah tukang bakso langganan kita tutup karena tidak ada pembeli? atau dalam skala yang lebih besar apakah Negara Singapura mengalami kebangkrutan karena tidak ada pembeli dan penjual?

Saya rasa ilustrasi pertanyaan tersebut dapat terus memotivasi kita agar tidak takut terus mencoba dan mencicipi kegagalan berulang kali..


Life is too short to let fear make big decisions for you..


====================================================================================



Tugas 2: Bagaimana perjalanan menjadi entrepreneur?

Untuk tugas wawancara saya mewancarai teman saya sekaligus mentor saya, dimana menurut saya beliau sudah menjadi pengusaha sukses. Beliau bernama Andreas Pardyanto. Owner dari PT Multi Informatika Solusindo yang beralamat di Grand Wijaya Center Blok H/41, Jl. Wijaya II, Jakarta 12160. Lini bisnisnya adalah bidang teknologi informasi dan komunikasi sebagai sistem integrator.


Berikut adalah kutipan jawaban dari beliau terkait pertanyaan bagaimana perjalanan menjadi entrepreneur.


Pastinya setiap orang memiliki motivasi yang berbeda ... tetapi keputusan menjadi penjual bakso keliling akan berbeda dengan keputusan seseorang yang berpendidikan untuk menjadi Entrepreneur. Seseorang menjadi tukang bakso mungkin karena terpaksa. Hidup di desa serba sulit, tanah tidak punya, cuaca tidak menentu dan tidak ada dukungan pemerintah untuk tetap menjadi petani. Terpaksa hijrah ke kota dan dengan pengalaman yang minim berkeliling menjajakan bakso. dalam perjalananya akan memiliki pelanggan dan seterusnya ...
Sudah cukup banyak kita dengar penjual warung tegal di pinggir jalan memiliki kediaman yang cukup mewah di desanya.

Seseorang yang berpendidikan tentu tidak memiliki motivasi menjadi Entrepreneur karena "terpaksa", tetapi karena sudah memikirkannya secara baik-baik dan memiliki target untuk terjun secara total, memiliki rencana-rencana (termasuk back-up plan) dan yang terpenting memiliki kreativitas dan inovasi dalam menghadapi tantangan dan hambatan usaha.

Apakah akan secara otomatis menjadi pengusaha yang besar ? bisa iya bisa tidak ... tergantung dari bagaimana seorang Entrepreneur menyikapi opportunity. Tetapi Entrepreneur sejati pada umumnya memulai usaha dari bawah dan tahap-demi tahap menjadi besar. Dengan tahapan inilah seorang Entrepreneur belajar ... Bila cepat menjadi besar umumnya akan cepat juga menjadi kecil kembali, tetapi Entrepreneur yang berjenjang, akan lebih tahan menghadapi hambatan dan tantangan bisnis.

Kalau gue, memang memiliki cita-cita menjadi pengusaha ... untuk menuju cita-cita itu gue harus memiliki pengalaman (karena lingkungan keluarga gue memang enggak ada yang jadi pengusaha). Oleh karenanya gue "magang" ? magang dimana ? karena gue punya hobby IT, ya harus magang di perusahaan IT dong ... perusahaan IT yang mana ? cari yang terbaik.

Ada satu hal dalam "magang" gue di perusahaan IT (IBM, Sun Microsystems dan Microsoft) adalah gue merasa tidak pernah cukup dan akhirnya terjebak dalam "comfort zone" tadi, sebelum akhirnya sadar bahwa magang nya kelamaan ... akhirnya dipatok target umur. Umur 40 tahun harus memiliki usaha sendiri. Usaha apa ? Enggak jauh-jauh lah usaha dibidang IT.

Bagaimana dengan modal ? Umumnya pedagang, usaha tidak dimulai dengan modal financial, tetapi modal kepercayaan.

Gue punya customer, gue kenal distributor, programmer, gue tahu struktur harga barang ... tinggal jalan cari opportunity.
Hanya dengan persiapan mental, gue memulai usaha langsung dengan pengunduran diri dari Microsoft pada usia 40 tahun.
Awalnya berpikir ... nekad nih ... keluarga juga bingung, ngapain keluar dari perusahaan asing dengan gaji dan benefit yang ibarat kata kita tidur akan kita dapatkan ? Tapi itu tadi motivasi sudah kuat ...

Mulai usaha sendiri ... datang ke customer, "hallo sekarang saya sudah tidak bergabung dengan Microsoft, apakah ada yang dapat saya bantu ?". Awalnya tentu customer masih ragu, dalam pemikirannya "paling bisanya jualan lisensi Microsoft". Tetapi perlahan kita tunjukan kemampuan kita. Awalnya cukup menjadi perantara (broker lah), customer perlu barang IT, kita carikan ... lama-lama berkembang, punya satu pegawai, dua pegawai sampai akhirnya memiliki 40 orang pegawai dalam 5 tahun tidak terasa dan menjadi system integrator .. danmemiliki produk sendiri.

Kedepannya gue sedang mencari bisnis dalam bidang lain supaya hidup gue punya warna yang lebih banyak lagi ...

Enjoy aja ...

Demikian kutipan wawancara saya dengan beliau, semoga berguna bagi rekan’ UCEO dan dapat menjadi inspirasi bagi kita semua untuk menambah semangat ber-entrepreneur.


Untuk saran, komentar, kritik, dan postingannya saya ucapkan terima kasih..


Salam entrepreneur,



Hansel Tanuwijaya


lecture4quiz4
edit · good note 0
15 hours ago by Hansel Tanuwijaya
followup discussions
for lingering questions and comments
raden agus yogaswara 15 hours ago Kisah yang inspiratif
raden agus yogaswara 15 hours ago Tapi bagaimana dengan anda sendiri Hansel, apakah sudah mulai mencoba berusaha?
Hansel Tanuwijaya 2 hours ago Terima kasih atas responnya Pak Raden..

Ijinkan saya bercerita sedikit..

Ya, saya sendiri sudah mulai menjadi entrepreneurship sejak 2 tahun lalu. Bidang yang saya geluti adalah elektronik komputer dan premium gadget. Saya membuka bersama teman saya usaha sampingan membuka toko di kawasan mangga dua, mencoba berusaha sendiri, mencari tambahan uang jajan.. karena saya sejak kecil dididik untuk tidak manja.. hehehe.. Di mana dalam perjalanannya saya kemudian bertemu beberapa network lainnya dan sekarang saya juga menjadi penjual gadget premium (yang dimaksud gadget premium ini adalah saya menjual gadget ponsel yang baru saja launch, seperti contohnya sekarang saya per minggu lalu sudah mulai menjual galaxytab3, iphone5s, dan iphone5c dengan import langsung dari hongkong bersama teman' saya.. hehe). Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya koneksi networking saya pun mulai "iseng" menjajal dunia lain seperti properti, tanah, pashmina, brokerage batu bara, dan lainnnya..

Dan seperti yang saya bilang sebelumnya, tantangan terbesar dalam ber-entrepreneurship adalah internal. Di mana motivasi saya yang kurang dan dikarenakan sudah berada di comfort zone.. Selain itu saya belum bisa full 100% terjun ke dalam dunia entrepreneurship dikarenakan saat ini saya masih bekerja (masih mencari pengalaman kerja sampai minimal 5 tahun), dan sampai akhir tahun ini saya masih harus menyelesaikan tesis saya. Saya takut tidak memiliki waktu yang cukup dan hilang fokus. Mungkin tahun depan, dimana satu demi satu target pencapaian saya dalam hidup mulai dipenuhi satu demi satu, saya dapat terjun ke dunia entrepreneurship 100%..


Terima kasih.

Monday, September 16, 2013

UCEO week #4

kalau kita dapat menghitung betul' resiko secara matang (termasuk hitungan rugi gagal) maka dapat berani mengambil tindakan.

resiko adalah penyimpangan-penyimpangan yang merugikan

Ternyata ada empat sikap dalam menghadapi resiko. Yang pertama yaitu, kita bisa belajar misalnya menghindari resiko sepeti orang tipe A tadi. Jadi itu contohnya misalnya seperti karyawan. Tidak berani mengambil keputusam, tidak berani mengambil usaha akhirnya dia ikut sama orang lain.

Kemudian yang kedua adalah tipe orang yang berani menghadapi resiko. Yaitu artinya dia bisa mengambil kemungkinan-kemungkinan di mana yang dia hasilkan di luar perkiraan. Kemudian yang ketiga adalah memindahkan sebagian resiko yaitu dengan membayar premi. Itu contohnya adalah para manajer.

Kemudian yang ketiga adalah mengurangi resiko dengan melakukan portofolio. Itu misalnya dilakukan oleh investor-investor usaha dengan berinvestasi pada berbagai macam saham. Itu sikap dalam mengahadapi resiko.

keempat entrepreneur, bersedia menanggung kerugian

Resiko dalam praktik ternyata ada dua macam yaitu, satu resiko yang bisa dihindari, kedua adalah resiko yang tidak bisa dihindari (systematic risk). Untuk resiko-resiko yang tidak dapat dihindari misalnya kita melihat adalah bencana alam, itu tidak dapat dihindari. Tapi resiko-resiko yang dapat dihindari misalnya adalah karena faktor manusia, karena faktor sistem, dan karena faktor proses.

Ada tiga sudut pandang dalam melihat resiko. Yang pertama adalah dilihat dari siklus hidup perusahaan. Yang kedua dilihat dari bidang usahanya. Yang ketiga, kita bisa melihat resiko dari sudut pandang Bank Indonesia.

Dari sudut pandang siklus hidup perusahaan, resiko itu dibagi menjadi dua yaitu misalnya pada saat kita mau start up bisnis, yang kedua adalah pada saat scale up bisnis.

Untuk start up bisnis resiko tersebut biasanya dalam memilih jenis usaha, kemudian memilih rekanan, kemudian membuat keputusan pendanaan, dan terakhir yaitu keputusan teknis. Kemudian resiko yang kedua dari siklus hidup perusahaan yaitu pada waktu kita malakukan Scale Up bisnis. Ketika kita melakukan scale up bisnis, resikonya apa? Yang pertama adalah kelangkaan dan kenaikan bahan. Kemudian yang kedua adalah persaingan bisnis.

Menurut Bank Indoesia, resiko bisa dibagi menjadi lima, yaitu: 1) Resiko Pasar, 2) Resiko Kredit, 3) Resiko Likuiditas, 4) Resiko Operasional, 5) Resiko Strategik.

Untuk mengidentifikasi resiko, kita ada empat cara. Yang pertama dengan metode analisa. yang kedua dengan metode observasi dan survey. Yang ketiga adalah dengan metode risk marking. yang keempat adalah dengan metode informasi dari expert.

Nah, untuk mengelola resiko, ada empat tahap. yang sebaiknya kita perhatikan. Yang pertama adalah, kita rangking semua resiko yang mungkin terjadi. Kemudian yang kedua adalah urutkan berdasarkan dampak yang ditimbulkan. Yang ketiga adalah solusikan alternatif berdasarkan rangking tersebut. yang keempat adalah mengevaluasi. Artinya kalau salah ya bisnisnya diperbaiki. Kalau benar, dilanjutkan. Kemudian setelah kita mengelola resiko, ada beberapa tips untuk mengelola resiko. Yang pertama adalah hindari resiko yang sering terjadi. Kemudian yang kedua adalah asuransikan resiko yang sekali terjadi, namun dampaknya besar. Yang ketiga adalah lakukan pencegahan bagi resiko yang dampaknya kecil. Yang keempat adalah hadapi resiko yang dampaknya kecil, dan jarang terjadi.

Kesimpulan yang pertama dengan kita belajar resiko adalah kita bisa mengelola resiko. Artinya, kita dalam bisnis harus mengklasifikasikan resiko mana yang bisa dihindari, dan resiko mana yang tidak bisa dihindari. Kalau resiko yang tidak bisa kita hindari, ya kita harus menghadapinya. Tapi resiko yang bisa kita hindari, ya seminimal mungkin kita hindari dengan beberapa tips yang tadi sudah dijelaskan.

Saya ulangi lagi tipsnya adalah: Pertama, hindari resiko yang sering terjadi. Yang kedua asuransikan resiko yang sering terjadi, namun dampaknya besar. Yang ketiga adalah lakukan pencegahan bagi resiko yang dampaknya kecil. Yang terakhir adalah hadapi resiko yang dampaknya kecil, dan jarang terjadi.


Orang takut menghadapi resiko karena yang kita hadapi adalah sebuah masa depan yang tidak pasti. Setiap Entrepreneur tahu bagaimana dia mengkalkulasi sebuah resiko. Artinya begini. Resiko pada satu orang akan dipersepsi dengan cara yang berbeda-beda. Ada yang melihat resiko itu dia sanggup hadapi, ada yang juga melihat bahwa dia tidak sanggup mengahadapinya. Ini tergantung dari pengalaman yang bersangkutan dan sejauh mana frekuensi atau akibat kepada yang bersangkutan juga.

Teori efektuasi ini punya lima prinsip. Salah satu prinsip yang paling utama adalah apa yang kita punya, karena Entrepreneur berangkat dari apa yang dia miliki, siapa dia, dan apa yang bisa dia lakukan. Entrepreneur yang sukses itu melakukan usahanya dengan sistem Affordable Loss. Artunya, dia tahu apa yang dia lakukan atau dia keluarkan, baik itu modal, baik itu tenaga, pikiran, itu dia siap menanggung kerugiannya.

Nah, bagaimana kita mengkalkulasi resiko itu? Tentunya mudah sekali kita membuat sebuah rencana bisnis. Bagaimana dia mengajak orang lain, mengajak partnernya untuk berbisnis, karena mungkin kalau dia hanya sendiri mungkin dia mudah sekali ragu-ragu atau takut mengambil resiko. Tapi dengan adanya partner dia akan lebih berani untuk bertindak. Demikian juga satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah masalah mentor. Seorang yang ingin berhasil, dia perlu sekali mentor. Mentor tidak harus selalu orang yang cerdas, sukses. Tapi orang yang bisa memberi dia support, dukungan, pengarahan, tahu arah mana yang harus dituju supaya dia bisa berhasil. Nah, cara-cara seperti ini harus dilakukan. Kita tidak mungkin sukses dengan seorang diri. Kita membutuhkan orang lain. Kita harus bisa meningkatkan apa yang kita punya supaya kita berhasil.

resiko muncul itu bisa diantisipasi melalui riset. Pendekatan riset yang aktual. Jangan kira-kira.kapan kita balik modal itu penting. Kita menjual berapa? Terus marketnya ada apa nggak? Perijinannya bagaimana? Terus itu kalkulasi Break Even Pointnya berapa? Kita itu punya senjatanya apa? Kalau kita sama sekali tidak punya senjata ya gimana lagi? Senjata bisa bermacam-macam. Berupa tanah, berupa uang, bisa ada yang dijaminkan.

kita harus tahu juga bagaimana kita memanfaatkan dan menjalin hubungan dengan network. Artinya kita harus siap bekerja sama dengan orang lain. Seorang Entrepreneur tidak mungkin sukses seorang diri. Dia juga perlu mentor. Seseorang yang bisa membawanya ke arah yang benar, untuk mencapai tujuannya. Visi juga adalah hal yang penting. Visi yang membuat  seseorang itu mempunyai tekad dan keinginan yang sungguh-sungguh untuk mencapai tujuannya. Sehingga kalaupun dia mengalami kegagalan, dia tidak akan menyerah. Dia akan berusaha untuk bangkit lagi.

Sunday, September 15, 2013

Sepuluh Prinsip Bisnis Ciputra dalam Memulai Bisnis Baru #UCEO

Dalam memulai bisnis baru Ciputra memiliki sepuluh prinsip bisnis, yaitu :
  1. Mulailah dari apa yang ada pada diri kita, mulailah dari apa yang bisa kita lakukan. Coba sadari pengetahuan apa yang kita miliki, atau keahlian apa yang bisa dijadikan pijakan awal, dan adakah kawan-kawan yang bisa diajak ikut berbisnis? Mulailah dari langkah-langkah kecil, sampil merajut visi dan mimpi besar berikutnya.
  2. Carilah mitra bisnis yang melengkapi keunggulan Anda. Pola kemitraan akan memperkecil risiko masing-masing pihak dan memperbesar kemungkinan berhasilnya, karena dapat mempermudah dan mempercepat proses bisnis itu sendiri.
  3. Mencari mitra bisnis seperti mencari istri. Tak perlu tergesa-gesa, namun gunakan semua jalur yang mungkin untuk memperoleh informasi seluas-luasnya. Jika masih ragu bersabarlah, jika Anda yang perlu rendah hatilah. Tetaplah memperjelas kriteria dari mitra bisnis yang kita cari.
  4. Yakinkanlah mitra bisnis Anda dengan memberikan manfaat nyata, bukan janji-janji. Dan selalulah menjaga komitmen untuk memberikan manfaat bagi kedua belah pihak agar reputasi terjaga dan hubungan bisa terjaga langgeng.
  5. Cermatlah membaca pasar. Jadilah yang terdepan dalam mengantisipasi siklus. Masukilah pasar yang belum matang.
  6. Ketepatan mengatakan “no” sama pentingnya dengan ketepatan mengatakan “yes”. Jangan takut menunda menggarap sebuah bisnis baru jika Anda yakin keputusan itu mendatangkan hasil yang lebih baik di masa depan.
  7. Ada kalanya seorang entrepreneur harus menggunakan intuisinya dalam mengambil keputusan. Intuisi dapat dilatih dan dipelajari berdasarkan pengalaman. Semakin sering seorang entrepreneur dihadapkan pada keharusan mengambil keputusan pada saat sulit, semakin tajam intuisinya.
  8. Seorang entrepreneur adalah juga seorang pemasar yang tangguh. Ia tak kenal lelah menceritakan dan meyakinkan sebanyak mungkin orang pada saat kapanpun tentang betapa bernilainya bisnis baru yang ia garap.
  9. Seorang entrepreneur yang sukses, membangun dan bekerja lewat organisasinya. Dalam tahap apapun bisnis Anda, usahakan membangun organisasi.
  10. Jangan memikirkan kemungkinan gagal. Pusatkan perhatian pada upaya mencapai hasil terbaik. Dan bila belum juga berhasil, upayakan lagi sampai berhasil.

Friday, September 13, 2013

UCEO week #3

dimulai dengan kreativitas, dikembangkan menjadi inovasi. Ketika semua ragam fungsi bisnis diinovasikan, itulah entrepreneurship.

Paling sedikit ada 8 fungsi bisnis yang dikembangkan:
finance, production, hrd&organisasi, marketing, design, environment, delivery&connectivity, strategic alliance

inovasi harus muncul di seluruh pelosok fungsi bisnis dan satu sama lain menciptakan interaksi sinergis sehingga secara keseluruhan menciptakan multiplikasi nilai tambah

Alan G Lafley, chairman P&G, innovation "across the spectrum".

Dave Whitwam, CEO Whirlpool, innovation from Everyone and Everywhere

Edward de Bobo "there is no doubt that creativity is the most important human resource of all. Without creativity, there would be no progress and we would be forever repeating the same patterns.

ROger von Oech, Ph.D stanford "History of Ideas" -> A Whack on the Side of the Head.. Terdapat 10 halangan kreatif, yaitu:
trying to find the right answer - temukan jawaban yang tepat, siapa bilang untuk setiap persoalan hanya ada satu jawaban.

logical thinking - pakai akal sehatmu, tidak semua hal bisa diterangkan dengan logika.

following rules - ikuti aturan yang sudah ada! Ada aturan yang harus diikuti, ada yang harus diganti karena kadaluwarsa, ada yang harus dilanggar karena ternyata dulu salah.

being practical - langsung saja to the point, jangan mutar - mutar! Padahal peserta didik yang berputar putar sedang melakukan eksplirasi lebih luas

play is not work - siapa bilang tidak ada proses kreatif dalam bermain.

that's not my job - kerjakan saja apa yang jadi pekerjaanmu! Dia tertarik dengan pekerjaan temannya karena itu lebih memiliki tantangan kreativitas dan cocok dengan talentanya.

being a serious person - Dalam tertawa ide segar keluar lebih lancar

avoiding ambiguity - entrepreneur akan selalu menghadapi ambiguitas. BIla sejak kecil tidak dibiasakan berani menghadapi ambiguitas akan sangat sukar untuk sukses dalam kentrepreneuran.


being wrong is bad - banyak hal membuat jiwa muda takut gagal, tidak ada orang yang takut gagal bisa berhasil hidupnya

i'm not creative - pelabelan tidak kreatif akan menanggung akibatnya terus menerus sampai akhir hidupnya


TQM - Astra - Total QUality Management - Gugus kendali mutu

Creative imitation - mengimitasi yang bagus dari kompetitor

Angel investor - sekelompok orang yang berani mengambil risiko finansial dengan cara mendanai bisnis baru yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi namun masih dalam tahap awal. Angel investor mendapat saham kepemilikan dari penggagas bisnis

Green development - has a focus on eco-property entrepreneurship as a unique strategy

Peter Drucker - innovation is the instrument of entrepreneurship - inovasi adalah instrumen untuk menciptakan nilai tambah secara dramatis dan kreatif di dalam tiap fungsi dari bisnis (menjejaki semua fungsi dan semua opsi, dengan tujuan menciptakan nilai tambah yang akan saling bersinergi dan mampu membuat pelanggan tidak sanggup mengatakan tidak dan bahkan mengantri)

Jangan berkata tidak mungkin dulu, segala sesuatu yang kita persiapkan untuk mencapai tujuan yang masuk akal namanya perencanaan, sedangkan kalau tujuannya tidak masuk akal lalu kita temukan solusinya, maka itulah yang disebut inovasi.

kalau rutenya belum ada, maka tugas kita untuk menciptakannya

=====================================

video #1

Kreativitas adalah sesuatu penemuan yang baru untuk menggembirakan hati kita dari segi jiwa kita, hati kita.Nah, itu namanya lingkaran kecil. Kemudian ada lingkaran yang lebih besar yaitu inovasi. Inovasi berarti sesuatu cara yang kita ciptakan yang menguntungkan kita dari segi material. kemudian Entrepreneurship. Entrepreneurship itu merupakan lingkaran yang lebih besar lagi. Itu menjadi pokok. Inovasi menjadi cabang, kreativitas adalah ranting.

Kita harap seniman kita bukannya berhenti pada kreativitas, bukan berhenti pada inovasi, dan mereka bisa menjadi entrepreneur dalam bidang seni mereka. Itu yang disebut Atrpreneur. Makanya kami sudah membikin Artpreneur Center untuk menularkan Entrepreneur spirit ke seluruh seniman bahwa mereka bisa hidup dan makmur, menciptakan lapangan kerja, dalam kemampuan seni mereka.

=====================================

video #2

Ada yang mengerti namun tidak berkesan. Jadi pertanyaannya, bagaimana caranya supaya ada kesan yang mendalam? Bukan sekedar mengerti, meninggalkan kesan.

orang yang kreatif memiliki empat ciri. Ciri yang pertama, banyak gagasannya atau banyak idenya. Ciri yang kedua beda gagasannya. Yang ketiga, baru gagasannya atau orisinil. Dan yang keempat berguna gagasannya. Sedangkan inovasi adalah kreativitas yang diterima oleh pasar.

akar dari Entrepreneurship yang dimaksud Pak Ciputra adalah kreativitas, namun kreativitas harus dikembangkan jadi inovasi. Dan inovasi jangan hanya Anda akan satu inovasi. Buat berbagai ragam inovasi. Inovasikan produk Anda, inovasikan produksinya, inovasikan pemasarannya, keuangan, sumber daya manusia, distribusi, kemitraan strategis bahkan CSRnya. Kumpulan dari ragam inovasi itu, itu membentuk sebuah Entrepreneurship

=====================================

video #3


Kreativitas itu sendiri adalah kemampuan untuk menghasilkan ide-ide yang baru dalam bidang apa pun juga

Inovasi sama dengan kreativitas plus penerimaan pasar.

ketika tidak ada kreativitas, di mana artinya bukan inovasi. Bisnis akan menjadi sangat ringkih. Sangat rentan terhadap kompetisi. Begitu tidak ada kreativitasnya, Anda masuk ke dalam dunia yang sangat kompetitif. Oleh karena itu dibutuhkan inovasi.

Nah, begitulah produk-produk kreatif. Yang menurut kita kreatif, produk-produk kreatif belum tentu diterima dengan baik oleh pasar.

Kata “dan” biasa kita gunakan untuk mengumpulkan sebanyak-banyaknya ide. Sedangkan kata “tapi” kita gunakan untuk Critical Thinking. Untuk mengevaluasi apakah ide-ide itu bermanfaat, berguna, mudah dilaksanakan, atau berdampak bagi customer kita.

“TA’KU TIRU KO” berarti  Tambah, Kurang, Tiru, Ubah & Kombinasikan.

Anda lihat di atasnya ada Tambah, Kurang, Tiru, Rubah, dan Kombinasi”. Dari atas ke bawah Anda bisa lihat di situ ada promosi, kemasan, service, dan keuangan.

Sunday, September 8, 2013

Healthy Metropolis First Aid (HMFA) - UCEO Task

Tugas Minggu ke 2 - Healthy Metropolis First Aid (HMFA)


Dear all UCEO-ers dan Pak Ciputra serta staff pengajar,


Ini adalah Ide pertama saya tentang peluang bisnis (sehubungan dengan tugas minggu ke 2) ..


Mungkin bisa dibuat suatu web portal khusus kesehatan yang terdiri dari informasi lengkap dari beberapa RS yang ada di jakarta (komunitas RS tertentu yang bersedia bergabung), obat' yang tersedia dan siap digunakan yang terdapat dari komunitas RS tersebut, dan berapa kamar yang available dari komunitas RS tersebut dan dimana saja. Mungkin untuk konsep readiness dan availability nya mirip dengan sistem konsep booking hotel dan reservasi restoran (dimana real time)

Ide ini dapat dikembangkan lagi lebih jauh dengan mengajak juga pihak' gym tempat fitness dan para ahli gizi untuk ikut serta ambil bagian dalam gerakan pola hidup sehat masyarakat Indonesia. Mungkin bisa dengan memberikan hal simple seperti lokasi gym yang tersedia yang dekat rumah di mana saja, berapa biaya membership gymnya, informasi tempat untuk berlatih pilates, yoga, dan kelas kelas kesehatan olahraga lainnya terdapat di mana saja, fakta tentang vitamin dan obat-obatan, pertolongan pertama jika terkena suatu penyakit, dll.





Dan untuk lebih jauh nya lagi, mungkin dapat dikembangkan menjadi mobile apps, sehingga suatu hari nanti semua orang, tidak terbatas siapapun dia, di mana saja, kapan pun saja, (tidak peduli menggunakan android, ios maupun blackberry) apabila ingin mendapatkan informasi kesehatan, rumah sakit, pola hidup sehat, dan informasi lainnya dapat dengan segera mengakses portal.



pembahasan dari sudut pandang 7 guideline ttg peluang bisnis:


1. Ada masalah yang ingin dipecahkan?
Kesehatan dan pola hidup sehat di daerah perkotaan merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan.

There is an old saying that:

"The greatest wealth is Health.”


and I am agree with that



2. Pelanggan mau berkorban untuk solusi?
Tentu saja. Dikarenakan kesehatan itu penting, saya rasa semua pelanggan mau berkorban demi hidup sehat.

Baik untuk mendapat pelayanan kesehatan maupun informasi kesehatan mengenai gaya hidup sehat dan wawasan kesehatan lainnya.

Selain itu untuk menjaga hubungan baik dengan pelanggan, dapat menggunakan sistem user preference database juga, untuk menjaga customer relationship, sehingga data' kesehatan dan track record seseorang dapat dimaintain secara berkala apabila perlu dipantau medical recordnya. Jadi ketika pelanggan login ke portal, dapat langsung dikenali siapa pelanggan dan bagaimana data historis terakhir pelanggan.




3. Apakah ada nilai tambah sehingga pelanggan tidak sanggup bilang tidak?
Ada. Nilai tambah yang saya tawarkan di sini adalah pelanggan dapat langsung tau mengenai ada berapa ruangan kamar yang tersedia? Dokter siapa saja yang bertugas berjaga? Obat' apa saja yang tersedia (jika hanya ingin membeli obat). Bahkan jika dimungkinkan, terdapat unsur calculated risk untuk menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menjemput pasien dari RS? Serta bisa menentukan RS mana yang terdekat yang dapat dengan segera menolong pasien? Apakah rute yang dilewati dari RS ke daerah pasien itu sedang macet atau tidak? (terintegrasi juga dengan google maps dan informasi jalan raya dari TMC Polda)

Selain itu bisa menentukan shortest path dan optimal solution yang paling cocok untuk segera menolong pelanggan /pasien dari RS (RS yang sudah tergabung di komunitas web portal RS)


Hal ini sangat berguna sekali untuk seseorang yang membutuhkan pertolongan pertama jika mendadak mendapat serangan suatu penyakit (serangan jantung, sesak napas, hamil, dll)



4. menciptakan jarak dengan pesaing lainnya?
Menurut saya, website portal dan ide bisnis ini belum ada. Belum terjangkau dan terintegrasi dengan RS yang ada di jakarta - atau bahkan Pulau Jawa - atau bahkan bisa juga Seluruh Indonesia.

Tentu saja menciptakan jarak dengan pesaing portal kesehatan lainnya.



Dan jika dapat bekerja sama dengan instansi pemerintah / departemen kesehatan, portal seperti ini saya rasa cukup satu saja untuk sebuah daerah / negara. Sehingga tidak ada pesaing.



5.Bermanfaatkah bagi masyarakat?
Website portal ini sangat bermanfaat bagi segala kalangan masyarakat yang membutuhkan bantuan kesehatan, informasi pola hidup sehat, serta beberapa orang yang membutuhkan prioritas pertolongan pertama dengan segera


6. Berapa market size dan berapa yang bisa diambil?

Market size yang bisa diambil menurut saya tidak terbatas.

Mengapa?

Karena setiap tahun seperti yang kita ketahui untuk penduduk jakarta saja bertambah. Bagaimana dengan penduduk Indonesia? Sedangkan tidak menutup kemungkinan juga kita bekerja sama dengan luar negri, RS asing (sebagai contoh RS di Singapura), dan tidak menutup kemungkinan juga jika suatu hari nanti ada penduduk dari Singapura yang berobat ke Indonesia (jika Indonesia memiliki suatu spesialis rumah sakit no 1 di dunia yang telah terbukti prestasinya..)







Tapi untuk ide awal saya ini, saya batasi saja dengan jumlah populasi jakarta tahun 2013, yaitu sekitar 12.5 juta populasi.

Jadi market size yang bisa diambil adalah 12.5 juta pelanggan.




7. Bagaimana verifikasi di pasar?
Terdapat suatu layanan langsung diskusi dan email antara customer service portal yang telah bekerja sama juga dengan pihak RS. Sehingga dapat langsung dilayani secara Real Time dan mudah dilakukan verifikasi diskusi antara user / pelanggan / pengguna portal dengan pihak RS dan admin portal.



Demikian ide pertama ini saya buat.

Ditunggu masukan, saran, kritik, komentar, dan likesnya juga (kalau ada :p )



Dalam beberapa hari ke depan, saya akan posting lagi ide saya lainnya.

Last but not least, ide ini saya golongkan ke kuadran 4.






Salam Entrepreneurship,


Hansel Tanuwijaya

Saturday, September 7, 2013

UCEO week #2



 Notes second class..

 ====================================================================


ber-"entrepreneur" secara inovatif setidaknya harus melakukan 3 langkah, yaitu opportunity seeking (pencarian peluang), innovator (inovator), dan calculated risk taker (pengambil risiko).
 kita harus mengganti opportunity seeking dengan opportunity creating!'  "Mencipta lebih tinggi dari sekadar mencari
penciptaan peluang merupakan suatu kata unik dan baru dalam khazanah diskusi keentrepreneuran di Indonesia

peran kreativitas dalam kcentrepreneuran. Kreativitas seakan sebuah kecakapan fundamental yang bisa menjadi dasar dari banyak hal, termasuk di dalamnya peluang bisnis. Perjumpaan kreativitas dengan peluang menghasilkan padanan dua kata yang perkasa yaitu penciptaan peluang. Dua kata ini memberikan harapan dan semangat bagi para entrepreneur. Sebab, bila kita memiliki daya cipta (kreativitas) dan paham bagaimana bisnis beroperasi secara mendalam, peluang akan selalu dapat tercipta.

Indeed, three oj the most frequently mentioned functional roles oj entrepreneurs are associated with major schools oj thought on entrepreneurship:
                      Risk seeking: the Cantillon or Knightian entrepreneur willing to take the risk associated with uncertainty.
                      Innouatiueness: the Schumpeterian entrepreneur a(Celerating the generation, dissemination and application of innovative ideas.
                      Opportunity seeking: the Kiznerian entrepreneur perceiving and seizing new prq/it opportunities (GECD 1998: 11; Carreeand7hurik 2002: 8).
                       
Tabel Identifikasi Peluang Ciputra Way

Permintaan sudah jelas
Permintaan tidak jelas
Pasokan sudan jelas
Opportunity Recognition  (mencari produkyang tepat)
Kenal - K
Opportunity Seeking
(mencari target pasar yang tepat)
Cari - C
Pasokan tidak jelas
Opportunity Discovery
(mencari solusi dan harga yang tepat)
Temu - T
Opportunity Creation
(imajinasi dan inovasi dalam perspektif pelanggan)
Kreasi - K

BERIKAN NILAI TAMBAH
1.Kegunaan bagi Pelanggan
2.Kemudahan
3.Keceriaan
4.Keindahan
5.Harga yang Lebih Baik
6.Risiko yang lebih Rendah
7.Kebanggaan
8.Ramah Lingkungan


Temukan cara inovatif untuk AIDA
A (Attention): Bagaimana menarik perhatian
I (Interest): Bagaimana menciptakan keinginan
D (Decision): Bagaimana mendorong Keputusan
A (Action): Bagaimana membuat pelanggan melakukan aksi nyata
.

Ketika peluang berhasil kita identifikasi dalam situasi permintaan dan pasokan yang sudah jelas, maka dapat kita namakan proses ini sebagai opportunity recognition


Dalam opportunity seeking sang entrepreneur akan bertanya tiga pertanyaan mendasar bagi keberhasilan sebuah produk yaitu: siapa, di mana, dan berapa besarpefuangnya. Pe1uang adalah kata kunci yang mendahului produk, bukan sebaliknya.Jadi ketika kita mendapatkan produknya terleb ih dahulu, maka kita harus kembali ke pertanyaan utarna tentang peluang sebe1um membuat program pemasaran untuk produk tersebut

Entrepreneur akan rnelihat permasalahan adalah peluang, kesulitan adalah kesernpatan, dan mereka akan terpicu untuk menernukan solusinya serta mernasarkan solusi tersebut. Proses men-"discover (rnenemukan dengan sengaja)" solusi tersebut adalah proses opportunity discovery

Opportunity creating tidak didapatkan dengan bertanya kepada konsumen apa yang mereka butuhkan. Bukan berarti pemahaman konsumen tidak penting, Dalam opportunity creation sang entrepreneur hams dapat mengidentifikasi kebutuhan konsumen melampaui apa yang dapat mereka ucapkan. Mereka harus dapat menjelajah ruang kebutuhan dan keinginan konsumen yang tidak disadari konsumennya sendiri. Dan ketika produk atau jasa tersebut tercipta, pelanggan, tidak sanggup mengatakan tidak.

Mencari peluang berbeda dengan menciptakan peluang (membuat sesuatu yang baru)
Ide bisnis tidak sama dengan peluang bisnis. Peluang bisnis untuk kita apabila kita bisa menciptakan solusi untuk pelanggan, ketika dikembangkan sanggup dibeli oleh pelanggan (ada masalah yang dipecahkan, atau diberi added value)

Ide bisnis disebut peluang jika: ada masalah, pelanggan mau berkorban, apakah ada nilai tambah sehingga pelanggan tidak sanggup bilang tidak, menciptakan jarak dengan pesaing, manfaat bagi masyarakat, berapa market size dan berapa yang bisa diambil, verifikasi di pasar

Kemampuan kepemimpinan

KCTK – Kenal Cari Temu Kreasi