Monday, February 22, 2010

Mitos Uang

just wanna share . =D


Judul Asli : MONEY MYTH
Pengarang : Louis Even

1. Korban Kapal Tenggelam

Karena suatu kecelakaan sebuah kapal tenggelam. Pada akhirnya, tinggal 5 yang selamat, mereka menaiki sebuah rakit dan dibawa oleh arus ombak.
Kelima orang ini: Frank, si tukang kayu. Paul, seorang petani. Jim, peternak. Harry, penanam agrikultur. Dan Tom, seorang mineralogist.

2. Sebuah Pulau Yang Diberkati

Bagi kelima orang ini, menginjakkan kembali kaki ke daratan, bahagianya ibarat baru bangkit dari kuburan. Syukurnya pulau yang mereka datangi ini adalah tanah yang subur. Jim, si peternak, sepenuhnya yakin dia bisa beternak dengan baik binatang-binatang di pulau itu. Paul juga meyakini tanah di pulau ini mudah untuk ditanami. Harry menemukan bahwa beberapa pohon buah-buahan di sana, bila dirawat dengan baik, akan menghasilkan panen yang lumayan. Pulau itu juga penuh dengan pohon, Frank si tukang kayu akan dengan mudah mendapatkan kayu dan mulai membangunkan rumah-rumah. Dan si Tom, walaupun kekurangan alat kerja, tapi dengan keahliannya, masih sanggup menambang secara sederhana kekayaan alam di sana.

3. Kekayaan Yang Sebenarnya

Inilah mereka yang sedang bekerja. Si tukang kayu membangun rumah dan perabotan. Awalnya mereka mencari makanan seadanya. Tetapi dengan berlalunya waktu, tanah-tanah mulai dikerjakan dengan rapi di ditanami, dan si petani pun mulai bisa menikmati panennya.

Waktu terus berlalu, dengan kerja keras dari kelima orang ini, pulau yang mereka datangi ini pun menjadi semakin kaya. Kekayaan mereka bukanlah dalam bentuk emas atau kertas uang perbankan, tetapi kekayaan dari barang-barang yang benar-benar memiliki nilai, kekayaan dalam bentuk makanan, pakaian, hunian, dan segala yang lain yang diperlukan oleh manusia.

Setiap orang mengerjakan apa yang dia bisa. Surplus dari produksinya mereka saling bertukar satu sama lain. Walaupun kehidupan tidak gampang, karena masih banyak hal lainnya yang mereka nikmati sebelumnya sebelum kapal mereka tenggelam sekarang masih tidak ada, tetapi setidaknya mereka sekarang terbebas dari yang namanya pajak, atau rasa takut akan sitaan harta. Mereka hidup dengan sulit tetapi setidaknya bisa menikmati buah dari pekerjaan mereka.

Sambil berupaya untuk hidup, mereka tetap berdoa, berharap suatu hari mereka bisa kembali lagi berkumpul dengan keluarga mereka seperti dulunya.

4. Sebuah Ketidaknyamanan Yang Serius

Dengan berlalunya waktu, akhirnya mereka menemukan sebuah hal yang sangat menggangu, mereka tidak memiliki uang sebagai medium pertukaran yang lebih baik. Produk yang mereka pertukarkan, tidak selalu ada di tangan saat sebuah transaksi dijalankan. Contoh, kayu yang diberikan kepada petani tidak bisa dibayar oleh si petani sebelum 6 bulan masa tanam berakhir. Kadang-kadang lagi, seseorang memiliki sesuatu yang nilainya lebih besar daripada yang barang yang ada di tangan rekan dagangannya.

Orang-orang ini, walaupun mereka tahu cara memproduksi barang, kekayaan yang sebenarnya, tetapi bagaimana menciptakan uang, simbol dari kekayaan, adalah di luar kemampuan pikir mereka. Tentu saja, orang-orang berpindidikan juga kadang-kadang sama, demikian juga para pejabat di pemerintahan, semuanya tidak tahu bagaimana uang harus diciptakan.

5. Datangnya Seorang Pendatang

Suatu hari, saat kelima orang ini sedang duduk-duduk di pantai, mendadak datang sebuah kapal kecil dengan seorang penumpang. Orang ini ternyata adalah seorang korban yang selamat dari kapal lain yang juga tenggelam, nama orang ini adalah Oliver.

Bahagia karena memiliki teman baru, kelima orang ini memperlakukan dia dengan sangat baik, dan mereka pun bercerita kepada Oliver tentang kesulitan mereka karena tiadanya uang untuk digunakan.

“Oh, puji Tuhan,” Kata Oliver, “Karena saya sebenarnya adalah seorang bankir. Dalam waktu singkat, saya akan merancang sebuah sistem keuangan yang saya jamin akan memuaskan kalian semua. Kalian akan mulai kembali ke peradaban.”

Kelima orang ini pun bersyukur luar biasa atas datangnya bankir tersebut, ibarat malaikat yang diutus oleh Tuhan. Bukankah kita-kita, yang hidup dalam peradaban yang maju, memang terbiasa memuja para bankir, sang penguasa dan darah dari sistem finansial kita?

6. Dewa Peradaban

“Oh Bapak Oliver, sebagai bankir kami, tugas Anda satu-satunya adalah menjaga uang kami, Anda tidak perlu bekerja di lapangan.”

Oliver mulai mengambil barang-barang yang dia selamatkan dari kapalnya yang tenggelam, kertas dan sebuah mesin cetak, lengkap dengan tintanya, dan juga sebuah tong besar.

Tong ini, kata Oliver, “Berisi harta yang paling berharga… Emas!”

“Wow…. Hebat, benar-benar malaikat utusan Tuhan. Barang kuning ini, walaupun lebih sering disembunyikan dan tidak kelihatan, tetapi senantiasa memiliki kekuasaan yang amat besar, bahkan bisa mempengaruhi nasib dari sebuah bangsa."

“Kawan-kawan, emas ini lebih dari cukup untuk kalian semua. Tetapi emas ini tidak untuk disirkulasikan. Emas harus tersembunyi. Emas adalah jiwa dari uang yang sehat, dan yang namanya jiwa selalu tidak kelihatan. Saya akan menjelaskannya nanti saat Anda mendapatkan suplai uang Anda yang pertama.”

7. Galian Rahasia

Oliver bertanya kepada kelima orang ini tentang berapa kira-kira yang mereka butuhkan untuk memulai perdagangan, dan mereka menjawab “$200 sudah cukup.”

Kelima orang ini bahagia sampai tidak bisa tidur, dalam kepala mereka sekarang penuh dengan gambaran emas di tangan mereka.

Oliver sendiri, bekerja penuh semangat karena bahagianya dia akan nasibnya sebagai bankir. Mula-mula dia menggali sebuah lubang untuk meletakkan tong yang berisi emas itu. Kemudian dia pun sibuk mencetak uang-uang kertas $1 baru sebanyak $1000.

“Hebat, betapa sederhananya membuat uang. Semua nilainya datang dari produk yang bisa dibelinya. Tanpa produksi, kertas-kertas ini sebenarnya sampah. Kelima customer saya yang naïf tidak menyadari ini. Mereka benar-benar berpikir uang ini nilainya datang dari emas. Kebodohan mereka adalah alasan mengapa saya adalah tuan mereka.”

Besoknya, kelima orang ini pun menghampiri Oliver.

8. Siapa Pemilik Uang Ini?

Lima set uang sudah siap di atas meja.

Oliver berkata, “Sebelum Anda mengambilnya, saya ingin perhatian dari Anda. Basis dari uang ini adalah emas. Dan emas yang saya simpan adalah emas saya. Konsekwensinya, uang ini adalah uang saya. Tapi jangan bersedih, saya akan meminjamkannya kepada Anda. Namun, Anda harus membayar bunga. Mengingat uang sangat susah didapat, saya rasa 8% tidaklah terlalu tinggi.”

“Oh, tentu saja, Pak Oliver,” Kata kelima orang itu.

Oliver menyambung, “Hal yang terakhir kawan, bisnis adalah bisnis, walaupun antara kawan akrab. Sebelum Anda mengambil uang ini, masing-masing dari Anda harus menandatangani surat ini. Anda berjanji akan membayar bunga dan juga pinjaman pokok, bila tidak saya akan memiliki hak untuk menyita aset Anda. Tentu saja, ini hanya formalitas. Properti Anda tidaklah menarik bagi saya, saya hanya ingin uang. Saya yakin saya akan mendapatkan uang saya kembali, dan Anda juga tidak akan berpisah dengan harta Anda.”

“Hm, masuk akal Pak Oliver. Kami akan bekerja lebih keras lagi supaya bisa membayar Anda kembali.” Dan kelima orang ini pun mengambil uang tersebut dan mulai menggunakannya.

9. Sebuah Masalah Arimatika

Uang dari Oliver beredar dengan cepat di pulau tersebut. Perdagangan, karena dipermudah oleh adanya uang, pun meningkat dua kali lipat. Semua orang bahagia. Si bankir pun mulai mendapat status dan rasa hormat dari kelima orang tersebut.

Tetapi, mari kita lihat… Mengapa si Tom tampak murung? Karena Tom, sama seperti teman-temannya, telah menandatangani surat perjanjian kepada Oliver. Dalam waktu satu tahun, $200 + $16 bunga harus dikembalikan. Tetapi Tom hanya menyisakan beberapa dolar sekarang, dan waktu untuk membayar sudah semakin dekat.

Sudah lama juga dia bimbang.. Oliver meminjamkan $1000 kepada mereka berlima, tetapi uang yang harus dikembalikan adalah $1080. Sekalipun mereka berlima mengembalkan semua uang di tangan kepada Oliver, mereka masih kekurangan $80. Tak seorang pun memiliki $80 ini.

Memang mereka yang memproduksi barang, tetapi mereka tidak memproduksi uang. Oliver pada dasarnya bisa mengambil alih seluruh pulau ini, karena mereka berlima sama sekali tidak sanggup membayar kepada Oliver sesuai perjanjian.

Tom pun mulai berdiskusi dengan keempat temannya, Tom berhasil menjelaskan kepada mereka tentang anehnya sistem ini. Teman-teman Tom mulai mengerti, dan mereka pun memutuskan untuk mengadakan pertemuan dengan Oliver.

10. Bankir Yang Baik Hati

Lima orang ini pun berdebat dengan Oliver tentang masalah ini.

“Mana mungkin kami sanggup membayar $1080 kalau semua uang yang eksis hanya $1000?”

Oliver mendengarkan dengan tenang, dan kemudian menjawab kepada mereka, “Bankir yang baik selalu beradaptasi dengan keadaan. Mulai sekarang kalian hanya perlu membayar bunganya saja kepadaku. Pokok pinjaman bisa Anda simpan terus.”

“Maksudnya $200 pinjaman kami dianggap lunas?” Tanya salah satu dari mereka.

“Tentu saja tidak. Bankir tidak akan menghapuskan hutang. Yang saya maksudkan adalah mulai sekarang Anda hanya perlu membayar bunganya saja, $80 per tahun kepada saya. Mungkin di antara kalian ada yang kekurangan uang karena kurangnya perdagangan. Kalau begitu, organisasikan komunitas Anda seperti sebuah bangsa. Buat sebuah sistem kontribusi, yaitu apa yang kita sebut dengan pajak. Orang yang punya lebih harus membayar lebih, dan yang kekurangan membayar lebih sedikit.”

Kelima orang ini pun pergi dengan diam, tetapi dalam hati mereka masih bingung.

11. Oliver Yang Bersuka-Ria

Oliver kembali sendiri. Dia berpikir: “Bisnis lagi bagus. Orang-orang ini memang pekerja yang rajin, tetapi mereka bodoh. Ketidaktahuan dan kenaifan mereka adalah kekuatan saya. Mereka meminta uang, dan yang saya berikan kepada mereka adalah rantai perbudakan.”

“Tentu saja, mereka bisa saja membuang saya ke laut. But hei… Saya punya tanda tangan mereka. Mereka orang-orang jujur, mereka akan menepati perjanjiannya. Orang jujur dan pekerja keras memang ada di dunia untuk diperbudak para ahli finansial.”

“Oh Mammon! Saya merasakan kegeniusan perbankan merangkai keseluruhan hidupku. Oh Tuanku! Betapa benarnya kamu saat kamu berkata: Izinkan saya mengontrol uang sebuah negara, dan saya tidak peduli siapa yang membuat hukumnya. Sayalah tuan di pulau ini karena sayalah yang mengontrol uangnya.”

“Jiwaku penuh dengan antusiasme dan ambisi. Aku bisa mengenalikan seluruh alam semesta. Apa yang aku, Oliver, lakukan di sini bisa aku lakukan terhadap seluruh dunia. Oh! Andaikan saja saya bisa meninggalkan pulau ini, saya tahu pasti saya bisa mengendalikan seluruh dunia tanpa perlu mengenakan mahkota raja.”

“Kebahagiaan tertinggi saya adalah kalau saya bisa menerapkan filosofi ini di pikiran orang-orang yang akan memimpin masyarakat: bankir, industrialis, politisi, reforman, guru, jurnalis, dll, semuanya akan menjadi budakku. Publik akan merasa puas hidup dalam perbudakan di saat para elit di antara mereka akan menjadi pengawas mereka.”

12. Biaya Hidup Yang Tak Terjangkau

Situasi perlahan-lahan bertambah buruk di pulau ini. Produksi memang meningkat, dan aktifitas barter turun ke minimum. Oliver menerima bunga pinjamannya secara teratur. Yang lain harus berpikir bagaimana menyisakan uang untuknya. Dengan demikian, uang tidak benar-benar beredar dengan bebas.

Mereka yang membayar lebih banyak pajak memprotes. Mereka menaikkan harga jual barangnya sebagai kompensasi atas kerugiannya. Mereka yang tidak membayar pajak akhirnya harus menghadapi biaya hidup yang terus meningkat. Bila seseorang akhirnya bekerja untuk yang lain, dia akan terus-menerus meminta kenaikan gaji untuk memenuhi ongkos hidup yang terus meningkat.

Moral sudah sangat rendah, tidak ada lagi kesenangan dalam hidup. Tidak juga semangat dalam bekerja. Untuk apa juga? Penjualan sangat sulit. Kalaupun menjual, akhirnya harus membayar pajak. Ini benar-benar sebuah krisis. Dan kelima orang ini saling menuduh satu sama lain bahwa mereka menuntut terlalu banyak sumbangan dari yang lain.

Suatu hari, Harry, yang duduk merenungkan situasi mereka, akhirnya tiba pada sebuah kesimpulan akhir. Perubahan sejak kedatangan si perancang sistem moneter baru mereka telah merusak segalanya di pulau itu. Tentu saja, mereka berlima juga memiliki kesalahan, tetapi tetap saja sistem dari Oliverlah yang menyebabkan kerusakan terbesar.

Harry berhasil menjelaskan kepada teman-temannya. Satu demi satu dari mereka akhirnya paham, dan mereka pun memutuskan untuk mengadakan pembicaraan lagi dengan Oliver.

13. Diperbudak Oleh Oliver

Pertengkaran hebat pun terjadi.

“Uang benar-benar kurang di pulau ini kawan, karena Anda mengambilnya dari kami! Kami membayar dan membayar, dan tetap saja kami berhutang sama banyaknya seperti sebelumnya. Kami sudah bekerja dengan sangat keras, tetapi kondisi kami bahkan lebih buruk dibanding sebelumnya. Hutang! Hutang! Yang ada pada kami hanyalah hutang!”

“Oh, kawan, bicaralah yang masuk akal! Kehidupan kalian sudah lebih baik, terima kasih kepadaku. Sistem perbankan yang baik adalah aset terbaik sebuah bangsa. Tetapi supaya bisa berfungsi maksimal, Anda harus mempercayai bankirnya. Datanglah padaku seperti datang pada ayahmu. Apakah uang yang Anda inginkan? Tidak masalah, simpanan emasku masih cukup untuk menerbitkan ribuan dolar yang lain. Saya akan meminjamkan kepada kalian seribu dolar lagi, Anda tinggal menjaminkan aset Anda kepadaku.”

“Jadi sekarang hutang kami menjadi $2000! Dan kami harus membayar dua kali lipat bunga sepanjang sisa hidup kami!”

“Ya, benar --- Tetapi saya akan meminjami kalian lagi saat nilai properti Anda meningkat. Kalian tidak perlu membayar saya apapun selain bunga. Kalian bisa menggabungkan semua hutang kalian menjadi satu, kita akan menyebutnya konsolidasi hutang. Kalian bisa menambah hutang itu, tahun demi tahun.”

“Dan menaikkan pajak, tahun demi tahun?”

“Tentu saja, tetapi pendapatan Anda kan juga akan meningkat setiap tahun.”

“Jadi, semakin pulau ini maju karena usaha kami, semakin besar hutang publik kami!”

“Iya, emangnya kenapa! Sama seperti di manapun di peradaban yang lain. Tingkat peradaban sebuah komunitas selalu bisa dilihat dari seberapa besar ukuran hutang mereka kepada bankir.”

14. Srigala Memakan Domba

“Itukah yang namanya sistem moneter yang sehat, Pak Oliver?”

“Bapak-bapak, semua uang yang baik adalah berbasis emas, dan muncul dari bank dalam bentuk hutang. Hutang nasional adalah hal yang baik. Ini akan mencegah kalian merasa puas diri. Ini akan membuat pemerintahan manapun lebih bijak, yang diturunkan oleh bankir. Sebagai bankir, sayalah obor cahaya peradaban di pulau ini. Sayalah yang akan mendikte politik dan mengatur standar hidup kalian.”

“Pak Oliver, kami bukan orang berpindidikan, tetapi kami tidak ingin peradaban seperti itu di sini. Kami tidak akan meminjam satu sen pun lagi dari Anda. Tidak masalah uang baik atapun tidak baik, kami tidak ingin lagi bertransaksi denganmu.”

“Bapak-bapak, saya benar-benar kecewa dengan keputusan kalian. Tetapi bila kalian mengingkari perjanjian ini, ingat, saya punya tanda tangan kalian. Bayar saya semuanya – pokok pinjaman dan bunga.”

“Tetapi itu mustahil, Pak. Kalaupun kami mengembalikan semua uang yang ada di pulau ini, kami masih tidak bisa melunasinya.”

“Saya tidak bisa membantu. Kalian sudah menandatangani perjanjian ini sebelumnya, bukan?”

“Berdasarkan isi kontrak, dengan demikian saya berhak menyita semua properti kalian. Kalian harus mentaati apapun yang saya katakan sekarang. Kalian akan terus mengeksploitasi pulau ini, dan terus melayani saya. Sekarang kalian keluar! Dan tunggu perintah dari saya besok.”

15. Mengendalikan Media

Oliver tahu pasti siapa yang mengendalikan uang, dialah yang mengendalikan bangsa. Tetapi dia juga sadar, untuk mempertahankan kekuasaan, sangat penting untuk mempertahankan agar masyarakat tetap bodoh, dan terus mengalihkan perhatian masyarakat ke hal yang lain.

Oliver mengamati bahwa dari 5 orang itu, 2 termasuk konservatif dan 3 adalah liberal.

Harry, yang termasuk netral di antara mereka berlima, menyadari bahwa mereka semua memiliki kebutuhan dan aspirasi yang sama, menyarankan agar dibentuk sebuah perserikatan bersama, untuk memberikan tekanan kepada penguasa. Serikat semacam ini, tentu saja tidak diizinkan oleh Oliver. Ini akan berarti akhir dari kekuasaannya. Tidak ada diktator dan ahli finansial manapun yang sanggup menghadapi masyarakat yang bersatu, masyarakat yang terdidik.

Dan dengan demikian, Oliver pun mulai menciptakan perpecahan di antara mereka. Dia membiayai dua jenis Koran. “The Sun” untuk para liberal, dan “The Star” untuk para konservatif.

Topik umum “The Sun” adalah: Penderitaan terjadi karena kaum pengkhianat konservatif telah menjual kepentingan bersama kepada perusahaan besar. Dan topik umum “The Star” adalah: Hancurnya negara, bisnis pada umumnya, dan hutang publik adalah karena tanggung jawab para liberal.

16. Sebuah Harta Terapung

Suatu hari, Tom, saat berada di pantai, menemukan sebuah perahu kosong yang terapung di tepian.

Di dalamnya, terdapat sebuah naskah yang masih dalam kondisi baik, “Tahun Pertama Kredit Sosial.”

Dia membacanya dengan teliti, dan akhirnya dengan bahagia berkata, “Inilah yang kita cari! Seharusnya kita memahami hal ini sebelumnya.”

“Nilai uang datang bukan dari emas, tetapi dari produk di mana uang itu bisa digunakan untuk membeli.”

Sederhananya, uang adalah unit akuntansi, berpindah-pindah mengikuti pembelian dan penjualan. Total uang tergantung total produksi.

Setiap saat produksi meningkat, unit uang pun ikut meningkat. Tidak diperlukan bunga saat uang diciptakan. Kemajuan dinilai bukan dari naiknya hutang publik, tetapi dari dividen yang diciptakan oleh masing-masing individual. Harga barang adalah disesuaikan dengan daya beli dari koefisien harga. Kredit sosial.

Tom berlari dengan cepat, tak sabar untuk menemui teman-temannya.

17. Uang – Akuntansi Dasar

Tom mengajarkan kepada teman-temannya apa yang barusan dikirim oleh Tuhan kepada mereka, kredit sosial.

“Inilah yang kita perlukan, tanpa si bankir dan emasnya, tanpa perlu untuk melibatkan diri dalam hutang”

“Saya akan membuka masing-masing sebuah account atas nama kalian semua. Di sisi kanan kolom adalah kredit yang meningkatkan nilai account Anda, dan di sisi kiri adalah debit yang mengurangi nilai account Anda.”

“Setiap orang membutuhkan $200 untuk memulai. Tak masalah. Kita menulis $200 di sisi kredit di buku masing-masing.”

Frank membeli dari Paul sebanyak $10. Kita mengurangi $10 dari Frank, dan menambah $10 ke Paul.

Jim membeli dari Paul sebanyak $8. Kita mengurangi $8 dari Jim, dan menambah $8 ke Paul.

Paul membeli dari Frank sebanyak $15. Kita mengurangi $15 dari Paul, dan menambah $15 ke Frank.

dst... sama seperti cara uang berpindah tangan sebelumnya.

Bila seseorang membutuhkan uang untuk meningkatkan produksinya, kita menerbitkan kredit yang diperlukan kepadanya. Setelah dia menjual produk-produknya, dia mengembalikan uang itu ke dana kredit. Demikian juga dengan pekerjaan umum, dibiayai oleh kredit baru.

Dengan demikian, secara periodik nilai di account masing-masing orang akan meningkat, tetapi tanpa mengambil nilai kredit dari orang yang lain. Uang, dalam cara ini, adalah pelayan manusia, bukan sebaliknya. Inilah dividen nasional.

18. Bankir Yang Patah Hati

Komunitas ini sekarang menjadi anggota kredit sosial. Hari berikutnya, Oliver menerima selembar surat dari mereka berlima:

“Bapak tersayang! Anda telah mendorong kami ke dalam lembah hutang dan mengeksploitasi kami. Kami tidak membutuhkan Anda lagi dalam sistem keuangan kami. Mulai sekarang, kami akan menerbitkan uang kami sendiri, tanpa emas, tanpa hutang, dan tanpa pencuri. Kami akan mendirikan sistem kredit sosial di pulau ini. Dividen nasional akan menggantikan hutang nasional.

“Kalau Anda memaksa untuk dibayarkan kembali, kami akan membayar Anda semua uang yang Anda berikan kepada kami, tidak satu sen lebih dari itu. Anda tidak bisa mengklaim uang yang tidak Anda ciptakan.”

Oliver putus asa. Kerajaannya mulai goyah. Impiannya pudar. Apa yang bisa dia lakukan? Segala argumen adalah percuma. Mereka berlima sudah memiliki kredit sosial. Uang dan kredit bukan lagi hal yang misterius bagi mereka berlima, sama seperti Oliver.

“Oh Tuhan, orang-orang ini sudah menang lewat kredit sosial. Apakah saya sebaiknya meminta maaf kepada mereka? Ikut dalam sistem mereka? Tidak, tidak boleh! Lebih baik saya menyingkir dan menjaga jarak dulu dengan mereka!”

19. Kebohongan Yang Terbongkar

Untuk melindungi klaim di masa mendatang oleh Oliver, kelima orang ini memutuskan bahwa Oliver harus menandatangani dokumen bahwa dia telah mengambil kembali semua yang dia miliki sejak dia datang ke pulau ini.

Maka mereka pun melakukan inventori: perahu, dayung, mesin cetak, dan tentu saja emasnya.

Oliver harus memberitahukan di mana dia mengubur emasnya. Kemudian mereka pun pergi menggalinya, tanpa perasaan respek yang berlebihan mengenai apa yang sedang mereka cari. Kredit sosial telah membuat mereka memandang rendah emas.

Mereka mengangkat tong yang berisi emas tersebut. Betapa terkejutnya mereka, emas yang diklaim Oliver ternyata hanyalah berisi batu. Batu!! Mereka telah diperdayai Oliver selama ini.

“Kita telah mengadaikan semua harta kita demi mendapatkan beberapa lembar uang kertas yang dijamin oleh batu! Ini perampokan, pembohongan!”

“Hampir saja kita memarahi dan membenci satu sama lain demi kebohongan ini. Dasar setan.”

Frank yang marah besar pun mengambil kapaknya, dan si bankir pun melarikan diri menuju hutan.

20. Selamat Tinggal Kepada Pulau

Oliver kemudian menghilang.

Tak lama kemudian, sebuah kapal melewati pulau mereka, dan melihat kelima orang ini. Mereka pun mengikuti kapal ini menuju ke tujuan kapal, Amerika Serikat.

Mereka membawa bersama mereka naskah kredit sosial mereka, yang menyelamatkan mereka dari si ahli finansial licik, Oliver, dan mereka pun berjanji akan berusaha menghubungi managemen yang menulis naskah ini begitu mereka sampai ke Amerika. Mereka sudah bertekad untuk menjadi juru bicara sistem ini.

***

"Orang kaya berkuasa atas orang miskin.
Orang yang berhutang adalah budak dari yang menghutangi. "
- Amsal 22 : 7 -

Thursday, February 18, 2010

Hampir terlambat

HMm.. hari ini gw ampir telat. Gara-gara pagi pas mao brangkat dah ujan gede dan banjir. Gw lari sekuat tenaga dan untungnya sampe kantor pas jam 8. Hoam. Pas fingerprint ngantri 4. orang.. untung semuanya lincah, smuanya pas 8:00. eaaa..

skrg waktu menunjukkan pukul 4 sore. Tugas-tugas masi banyak.. buat paper, presetasi, kodingan dotnet, install tfs di environment kantor.. bla bla bla.. hmmmmmmmmmmm.. Untung skrg gw uda ga ngantuk. Tadi jem 3an gw ngantuk berat. Tapi gw berhasil menghilangkannya dengan BOKER!!! eaa.. sapa yg tau.. klo abis boker, badan jadi seger. mata jadi melek, rasa kantuk pun hilang karena abis ngeden.. wkwkwkwkwkkw.....


hmm.. sabtu ini tadinya mo jalan2 ke ujung genteng. Tapi karena satu dan lain hal,speertinya acara tersebut dibatalkan.. Acara ujung genteng gagal, ada beberapa rencana cadangan.. seperti: jalan2 ke bandung untuk menghadiri kawinan sodara, jalan2 ke depok karena ada temen2 ngajakin ketemuan bareng rame2, ato tidur di rumah skalian jaga rumah sendirian. Gw pengennya sih d rumah aja istirahat. Untuk membayar jam tidur gw yang sangatlah kurangggg..

ngemeng2 ttg sincia dan valentine kmrn... hmm... gw menghabiskan hari sabtu minggu di kelapa gading.. nginep di sana bersama dengan oma. Gw ke sana bawa uno stacko dan bermain dengan sodara sepupu.. Ternyata antusias semua yak. hahaha.. emang seru sih klo dimaenin rame2. btw, pendapatan angpaw gw taon ini seret amat euy, mungkin gara2 dianggep dah bisa cari duit sendiri.. pas hari h nya, gw dan sepupu gw yg laen diceramahin dari a-z sama oma. topiknya adalah ttg jodoh.. eaaa.. banyak lah petuah2nya.. ampe gw rekam make hp.. awkawawwaw..

dah ah kerja lagi.. hari ini lembur lagi.. hmmmmmmmmm

Saturday, February 13, 2010

menjelang valentine dan imlek

ea.. hari ini malam imlek dan valentine. scara gw lagi single dan ada acara kumpul2 keluarga. spertina untuk hari ini dan bsk gw akan menghabiskan waktu kumpul2 di rumah oma gw bareng sodara2 yg laen.. daerah klapa gading sono deket2 m.o.i. tapi spertinya dari smua cucu yg ada, spertinya yg hadir cuma 4 orang. 1 gw dan 3 lagi ce yg di klapa gading. sepupu gw yg d singapur ga dateng.. yg di kalimantan juga nda dateng. Wah.. sepertinya yg akan diceramahin dan dikasi wejangan cuma gw doang.. LoL. liat nanti aja dah.


yang gw sesalkan adalah.. knapa itu imlekan yg uda jadi hari libur nasional jatuh pada hari MINGGU?? arghhhhhhhhhhhhhhhhh.. tidak menambah waktu liburan.. pret pret zupret lah..

skian dulu dah.

bye2..

Thursday, February 11, 2010

Re-opening BloG again

hmmmmm.. Dont know why.. I want to update my blog again. Maybe just share some thoughts and experiences.. hahaha..

Well.. lets talk about how's my life recently..

Sekarang saya sudah bekerja, makin gemuk dan sangat membuncit, dan dah jarang maen dotA.. LoL


Where do I work? hmm.. I work in KPEI. KPEI is kliring penjaminan efek indonesia. I have been working there since 21 December 2009. KPEI is one of SRO company in Indonesia. SRO (Self Regulatory Office) members are KPEI, KSEI, and IDX / BEI.

Sebelum gw kerja d KPEI.. gw bekerja di bank permata, bintaro.. Gw kerja di situ 1 bulan doang.. Suasana kerja ok, komputer keren, gaji lumayan, yg kurang sreg adalah lokasinya itu di bintaro.. Sangat jauh skali.. hmmmmmmmmm. Di situ gw blajar proses bisnis dan kerja sistem atm JHA,Base24, dll.. Gw rada ga enak jg kluar resign dengan mendadak pas hari pertama manager gw liburan.. hahaha.. But, I have thought about it thouroughly before I signed the contract.. There was no policy about one month notice for probation permanent employee..


Setelah itu gw pindah kerja ke KPEI. KPEI itu kantornya di BEI. Nah.. gw brangkat ke kantor tiap hari itu paling telat jam 6 pagi dengan busway.. sampe kantor jem 7.. gw males siang2 soalnya halte harmoni pasti rame gilak.. gw kerja dari jem 8 - jem 5 sore.. Setiap hari rabu kamis jumat ada olahraga di semanggi expo ama senayan. Ada futsal, bulu tangkis, squash. Hmm.. Intinya secara overall cukup nyaman lah di sini.. kesejahteraan karyawan diperhatikan..


Well.. sgini dulu.. ntar bsok update lagi..

lagi sibuk euy..

10 tips for intervieweeeee

Just wanna share some nice tips..














Good luck for u !!

Wednesday, February 3, 2010

My Last Valentine.. (share story..)




Aku pernah bertanya dalam hatiku, apa yang aku cari ketika di hari semua orang memberikan kasih sayang. Sedangkan aku tetap di sini untuk terdiam, bertanya siapa yang akan memberikan aku sebuah coklat ataupun setangkai mawar merah yang artinya aku disayangi. Dan ternyata hingga kini usiaku 20 tahun, tak seorang pun yang memberikan hadiah, namun tahun ini aku mendapatkan sebuah hal yang tak pernah aku pikirkan. Hadiah dari kakekku.

Ia datang menempuh jarak yang cukup jauh dengan sepeda tuanya yang layak untuk dimuseumkan. Bunyi sepeda yang mengiris dengki dan ngilu. Namun ia tetap setia datang untuk memberikan aku sebuah hadiah. Aku membuka pintu utama rumahku ketika ia datang memarkir sepedanya di halaman rumahku. Ia tersenyum menatapku dengan membuka topi tua klasik Cinanya. Usianya yang sudah 70 tahun tampak terlihat dengan rambutnya yang sudah memutih.

“Kakek kok siang-siang gini datang , apa ga kepanasan?”

“Gapapa. Mana mamamu?” Tanya Kakek

“Dia lagi pergi ke rumah tetangga..?”

“Oh.. ya sudah tak apa? Kamu kenapa tidak kuliah?”

“Ya, ampun kakek ini kan hari libur . Hari Minggu. Kakek pikun ya?”

“Ah.. maaf, Kakek lupa. Ini Kakek ada hadiah kecil untuk kamu?

Kakek memberikan aku sebuah hadiah dalam kotak kecil kusam yang berwarna merah. Tampak dekil dan aku menyentuhnya dengan sedikit jijik lalu membukanya tampak sebuah liontin anting berbentuk bunga matahari perak.

“Apa ini.. ?

“Ini hadiah untuk kamu, Cuma ada satu. Satunya lagi ilang. Ini saja baru kakek temukan pas lagi beres-beres gudang, sayang kalau dibuang. Itu hadiah berkesan kakek untuk kamu.?”

“Hah.. mana jaman aku pake ginian..?”

“Hehehe.. ya simpan saja kalau kamu tidak suka?”

“Oh..kakek mau masuk dulu ga?”

“Kakek mau duduk di teras rumah saja. Kamu ambilkan kakek teh hangat saja?”

“Oo.. ya sudah, tunggu ya..!”

Beberapa saat kemudian aku keluar dengan sebuah teh hangat sisa milik ayahku yang sedang pergi bersama ibu. Memberikan teh tersebut di meja teras, menatap wajah kakek yang sedang termenung memandang halaman rumahku yang dipenuhi ikan mas di kolam kecil.

“Kek. Ini air tehnya..!”

“Makasih.. kamu kenapa kok Valentine gini masih di rumah?”

“Hm.. kakek tau Valentine juga ya.. kirain ga ada jamannya!”

“Enak saja. Biar tua gini.. kakek juga pernah muda lah!”

“Oh gitu ya..”

Aku memperhatikan wajahnya yang termenung. Keringat basah yang bercucuran di keningnya terlihat menyatu dengan keriput tua di garis wajahnya. Lalu ia tiba-tiba mengajakku bicara.

“Kamu kenapa tidak punya pacar sampe sekarang?”

“Ga tau , Kek. Nasib jelek kali. Emangnya kenapa?”

“Ga pa pa. Kakek juga pernah berpikir sama kayak kamu kok. Tapi jangan cemas Agnes cucuku. Takdir cinta manusia itu akan selalu ada..!”|

“Lah.. kok bisa ngomong gitu. Kan Agnes ga jelek-jelek amat, Kek. Kenapa masih single ya. Iri deh sama temen temen yang punya pacar di Valentine gini.!!”

“Hehehe.. kakek ada cerita buat kamu. Mau denger..?”

Aku mulai males mendengarkan dongengnya yang selalu kudengar sejak kecil. Namun kesepian dalam rumah juga membosankan. Akhirnya aku terdiam mendengarkan kisahnya saja. Toh tidak ada salahnya.

*****

Di masa lalu.

Martin ( Kakekku) adalah seorang pria pemalu dalam segala hal. Bahkan hingga ia duduk dibangku SMA ia tidak mendapatkan kekasih yang ia inginkan. Namun ia bertaruh dengan seorang rekannya akan membawa seorang wanita di hari Valentine. Ia pun bertekad memamerkan wanita itu pada harinya. Dengan segenap usaha dan waktu yang sempit ia pun mulai mencari-cari. Dari adik kelas yang cantik hingga kakak kelas yang cantik semuanya ia coba cari untuk menjadi pacarnya.

Namun tidak ada satupun yang berhasil membuat hatinya luluh. Wajah Martin tidak jelek-jelek banget untuk menjadi pria jomblo. Ketika ia pulang sekolah dengan sepedanya yang masih ada hingga sekarang ia pake. Bannya kempes karena tertancap paku. Ia pun terpaksa mendorong sepeda itu hingga ke rumah. Di dalam perjalanan. Seorang gadis muda berlari memukul kepalanya dengan keras, gadis itu tampak pucat. Martin kontan marah

“Ngapain sih kamu pake mukul kepala aku. Sakit tau?”

Gadis itu tampak pucat dan tidak bicara. Ia hanya mengerakkan tangan seperti memberikan sandi kepada Martin untuk mengerti maksudnya.

“Apa sih. Ga ngerti ah.. gila ya kamu?”

Gadis itu terus mengerakkan tangannya. Wajahnya seperti meminta pertolongan. Martin mengira gadis itu tidak waras. Lalu pergi ketakutan. Tapi gadis itu tidak menyerah begitu saja, ia pun menarik lengan baju Martin. Martin pun semakin marah.

“Eh orang cacat ngapain sih ganggu aku. Ngomong aja ga bisa. Uda sana pergi”

Gadis itu terdiam. Ia menangis. Dan Martin menjadi tak enak hati berkata kasar. Lalu berkata

“Emang ada apa sih?” tanya Martin

Gadis itu menarik tangan Martin untuk mengikutinya. Memasuki sebuah tepi hutan kosong. Ketika mereka tiba. Terlihat seekor anak burung terjatuh dari kandangnya yang terdapat di atas rumah pohon belimbing. Martin mengerti maksud gadis itu, ia hendak meminta tolong mengembalikan burung kecil itu di atas pohon. Ia hanya berpikir mengapa gadis itu harus peduli terhadap burung kecil yang tak ada artinya tersebut. Untungnya bayi burung kecil itu tidak terluka. Ia selamat ke kandangnya , gadis itu tampak senang. Wajahnya yang sedih kemudian berseri seri.

“Uda kan. Sana pulang..?” ujar Martin

Martin pun meninggalkan gadis itu begitu saja. Namun gadis itu menempuk badannya dari belakang.

“Kenapa lagi?”

Gadis itu mengambil sebuah tangkai pohon kecil menuliskan sesuatu di tanah liat. Lalu Martin membacanya.

“Maaf aku bisu, aku tulis disini saja. Nama kamu sapa?”

“.. oh nama aku Martin, kamu?” jawab Martin

“Angel…” tulisan itu berkata

“Oh.. Angel ”

Gadis itu kemudian menuliskan tulisan kembali

“Terima kasih. salam kenal”

“Ok. Sama sama.. aku pulang dulu ya. Kamu pulang sana.. “

Martin berjalan meninggalkan Angel. Namun Angel terus mengikuti pria itu. ia menjadi risih namun tidak berusaha peduli. Ia terus menuntun sepedanya dan gadis itu terus mengikutinya, ia semakin emosi.

“Ngapain sih kamu, ikutin aku terus?”

Gadis itu terdiam kemudian menunjuk rumah di sampingnya. Martin yang tampak marah ikut terdiam memperhatikan rumah di pinggir jalan yang cukup besar.

“Itu rumah kamu?” tanya Martin dan Angel mengangguk tanda ya.

“Oh.. sorry kirain kamu ikutin aku terus. Kalau gitu pulang sana. Aku mau pulang juga!”

Martin memastikan gadis itu telah masuk ke rumahnya, hatinya tenang. Ia berpikir gadis itu cantik namun sayang ia bisu. Andai saja ia tidak bisu ia akan terlihat sempurna. Ketika beberapa meter berjalan. Gadis itu kemudian kembali berlari mendekatinya. Nyaris saja Martin naik pitam namun ketika gadis itu muncul dengan alat pompa ia mulai mengerti kebaikan gadis itu. Martin menatapnya gadis itu yang baik hati. Kemudian mereka berpisah.

Keesokan harinya.

Martin sedikit emosi ketika sahabatnya Hendra tak henti-henti mengejek dia tidak laku. Hari Valentine semakin dekat. Namun ia belum saja mendapatkan gadis impian. Akhirnya ia pun memutuskan bolos dari pelajaran selanjutnya. Ia menarik sepedanya kabur dari sekolah dengan ejekan teman-temannya. Ia mengayuh arah sepedanya tampak arah. Kemudian hujan turun. Ia terhenti di sebuah pohon kecil untuk berteduh dari hujan besar tersebut.

“Sialan Hendra , pake ngeledekin gua. Dia ga tau aja cewek impian gua kayak apa. Emangnya gua murahan kayak dia semua juga diembat! Bikin keki aja!”

Ketika ia mengeluh. Hujan tak semakin mengecil namun semakin besar. Tiba tiba muncul Angel gadis bisu yang ia jumpai dengan sebuah payung berjalan melihatnya. Gadis itu kemudian menyapanya dengan tepukan tangan. Martin yang sedang melamun sedikit kaget ketika melihat Angel.

“Ngapain kamu ujan-ujan keluyuran?”

Kali ini gadis itu tidak lagi terdiam , ia mengambil tas yang berisi buku kecil kemudian menuliskannya.

“Habis pergi lihat burung kemarin. Ingat?”

“Oh. Inget , ngapain dilihatin terus. Emang itu burung kamu?”

“Bukan. Itu burung tak dikenal. Kasian takut jatuh lagi. Dan ternyata tidak. Kamu keujanan ya?” tulisnya

“Ya, iyalah emang kalau disini berdiri ngapain?”

“Tunggu ya.. aku pulang ambil payung buat kamu?”

“Hah, ga usah.. repotin aja..”

Angel tersenyum kemudian berlari bersama payungnya menembus hujan lebat. Mungkin ia tidak mendengarkan suara larangan Martin karena hujan besar membisingkan suasana. Beberapa saat kemudian gadis itu kembali dengan pakaian yang basah walau menggunakan payung. Ia tersenyum sambil memberikan payung itu pada Angel.

“Idih. kamu ngeyel amet sih. Uda bilang jangan! Liat deh kamu jadi basah kuyup gitu”

“Ga pa pa.. aku uda biasa. Ini payung pake ya.. aku mesti pulang dulu!”

“Terus aku balikin payung ini gimana?”

“Kamu masih inget kan rumahku. Ntar kalau sempat kembalikan, kalau tidak sempat ya sudah buat kamu saja!”

“Oh.. ya udah!”

Martin melihat gadis itu berlari menghilang diantara hujan. Ternyata Angel berlari di sebuah tempat orang lain berteduh. Ia melihat seorang ibu yang terdiam menunggu hujan dengan payung yang ia tidak pakai. Kemudian memberikan payung itu pada ibu tersebut, ia berhenti dijalan tadi sebelumnya ia berkata pada ibu itu untuk meminjam payungnya sesaat karena tidak mungkin ia pulang ke rumah mengambil payung. Lalu payung yang ia gunakan sekarang ia berikan kepada ibu itu. Payung miliknya kini dipakai oleh Martin

***

Martin menuju rumah gadis itu untuk mengembalikan payung yang ia pinjam hujan lusa lalu. Ia tiba ke rumah yang cukup besar. Namun tampak sepi, ia mengetuk pintu dan kemudian muncul Angel menyambutnya. Tampak basa-basi Martin mengembalikan payung tersebut. Ia menatap wajah Angel yang cukup cantik dari kepala hingga kakinya. Dan mulai berpikir.

“Mungkin kalau Angel aku bawa ke Valentine nanti. Mereka bakal kaget ya. Cantik. Tapi dia kan bisu. Gimana ntar jadi ejekan lagi! “

Ia pun melewatkan angan-angan itu. Dan pergi menuju sekolahnya. Angel menatap pria itu dengan tersenyum. Melambai-lambaikan tangannya terlihat girang memberikan salam perpisahan. Di sekolah, kembali terjadi perdebatan dengan Hendra

“Tin, Valentine itu besok. Mana cewek kamu?” ledek Hendra dan Albert terdiam sambil berpura pura menulis

“Udalah Tin. Kita tau kok. Kamu homo hahaha” seluruh kelas tertawa dan Martin mulai tidak tahan

“Gua bukan homo. Gua ada pacar. Namanya Angel !!”

Seluruh isi kelas yang bising menjadi sunyi mendengar ucapan Martin. Hendra tidak percaya begitu saja.

“Oh.. kalau gitu besok buktikan. Tapi kalau sampe dia ga ada atau kamu cuma bohong. Kamu kita anggap homo, semua orang uda pikir gitu juga. Ok!!”

“Ok!!”

Martin terlanjur mengeluarkan janji yang tidak bisa ia pungkirin. Sepanjang perjalanan ia mulai berpikir kesalahan fatal yang ia katakan. Namun tidak ada jalan lain selain menjalankan semuanya dengan terpaksa. Ia pun pergi menuju rumah Angel. Angel menyambutnya dengan gembira. Lalu terlihat kaget mendengarkan ajakan Valentine dari Martin.

“Mau ga kamu besok ikut Valentine Day di sekolahku?”

“Emang boleh?” tulis Angel.

“Boleh.. tapi janji satu hal ya! Sama aku!”

“Apa?”

“Maaf sebelumnya. Jangan pernah tunjukin ke semua orang kalau kamu itu bisu?”

Wajah Angel seketika terlihat murung,walau tersinggung ia pun bersedia menyanggupinya. Martin pun mengatur semuanya. Mulai dari semua pembicaraan yang tidak boleh menunjukkan ia adalah seorang bisu. Hingga penjemputan dan apapun yang dapat membuatnya tidak malu karena membawa Angel ke sekolahnya. Hari itu pun ditunggu.

Keesokan harinya.

Martin terpaku ketika menjemput Angel dengan sepedanya. Gadis itu terlihat cantik dengan gaun putihnya. Ia pun membawanya ke sekolah. Di sekolah telah terlihat semua murid yang membawa pasangan masing-masing. Ketika Martin dan Angel tiba. Semua mata terpaku tak percaya. Mengapa Martin bisa membawa seorang gadis cantik. Termasuk Hendra. Lawan taruhannya.

“Ini Angel. Pasangan gua!” kenal Martin pada Hendra yang juga langsung jatuh cinta pada pandangan pertama.

Kemudian keduanya meninggalkan Hendra dengan perasaan malu karena harus mengakui kehebatan Martin. Pesta berakhir sukses dengan kemenangan Martin. Kemudian Martin dan Angel dapat pulang dengan senyuman besar. Dalam perjalanan, Angel menepuk pundak Martin dari sepedanya.

“Kenapa?”

“Mau anterin aku ke rumah pohon burung itu ga?” tulis Angel

Martin pun melaju sepedanya ke rumah pohon tersebut. Ketika mereka tiba.Angel menangis histeris. Ini pertama kalinya Martin mendengar suara pertama dari gadis itu. Ia menangis karena burung kecil itu terjatuh lagi dan kali ini terluka cukup parah hingga kakinya mengalami luka. Martin dan Angel tidak dapat berbuat apa apa selain membawa burung itu ke rumah Angel. Setelah mengobati lukanya . burung itu dirawat di rumah Angel.

“Kamu kenapa begitu peduli sama burung kecil ini”

“Karena burung ini hidup di kandang yang dibuat oleh Kakek untuk aku sebelum meninggal?” tulis Angel.

“Oh..”

Lalu Angel pun bercerita bahwa ia memang datang ke kampung Kakeknya untuk mengambil barang-barang yang hendak dipindahkan dari rumah kakeknya, jadi ia hanya menikmati liburan di sini. Hingga ayah dan ibunya datang menjemputnya.

“Jadi kamu akan pergi dong?” tanya Martin

“Iya.. kapan-kapan kamu datang ya ke daerah aku di Jawa?”

“Hm. Kalau ada waktu datang dong. Kan rumah ini tetap perlu dijaga.”

“Iya pasti kok.. lagian aku masih lama disini.. tenang aja!”

Martin pun semakin dekat dengan gadis itu. Setiap hari mereka selalu merawat burung itu bersama. Hubungan yang semakin dekat dari hari ke hari. Hingga Hendra memergoki Martin bersama gadis itu dan menyadari gadis itu cacat. Ia mulai berambisi membuat malu Martin di seluruh kelasnya.

Ketika Martin pergi ke sekolah dan semua memandangnya lucu. Ia tak mengerti apa yang mereka tertawakan hingga ketika ia tiba di kelasnya. Muncul tulisan.

“PACAR MARTIN ITU CACAT ALIAS BISU. KASIAN DEH”

Martin spontan marah. Dan menghapus tulisan itu, namun semua orang mulai tau. Dan ia pun menjadi malu karenanya. Hendra datang menghampirinya

” Ternyata levelmu ama gadis cacat ya hahahaha”

Mendengar ejekan itu . Martin marah dan menghajar Hendra, mereka terlibat perkelahian dan dihukum oleh guru mereka.

Martin yang telah malu, menjadi bodoh sehingga ia mulai berpikir untuk memperbaiki nama baiknya dengan memacari seorang adik kelas yang ia tidak cintai. Mereka pun jadian.

Sementara itu Hendra mengunakan kesempatan ini untuk bertemu dengan Angel. Ia pun membongkar semua tujuan Martin kepada Angel.

“Jadi dia deketin kamu cuma buat bikin aku malu karena dia keliatan laku, punya pacar. Padahal dia cuma manfaatin kamu. Mana mau dia sama kamu. Cacat. Bisu gitu” kata Hendra

Angel berlari menangis mendengarkan kata kata itu. Ia mulai curiga ketika melihat Martin menghilang sejak beberapa hari lalu tanpa pernah menemuinya. Ia tiba di rumahnya penuh air mata. Hatinya terluka. Sedangkan Martin tidak pernah tau jika rahasia tujuannya kepada Angel telah dibongkar oleh Hendra. Ia memang tak pernah mengunjungi Angel untuk beberapa hari karena kekasih barunya selalu ingin ditemanin setiap saat.

***

Angel merawat burung kecil itu hingga kembali normal. Ia pun berpikir untuk mengembalikan burung itu ke rumah kecilnya. Ketika ia mencoba memanjat ke rumah pohon itu ia terjatuh. Martin tiba tiba muncul dan menolongnya. Namun Angel mendorong tubuhnya dengan wajah marah. Martin menjadi bingung.

“Kok kamu marah, kenapa?”

Angel tidak berkata apapun. Ia pergi begitu saja meninggalkan Martin Tanpa sadar ketika terjatuh. Liontin anting yang Angel kenakan terjatuh satu di lantai. Martin mengambilnya lalu mengejar gadis itu yang sedang berjalan dengan kaki kesakitan. Martin berusaha memanggil Angel. Namun ia tidak mengerti mengapa gadis itu marah padanya. Ia pun menghentikan langkah gadis tersebut. Angel mengeluarkan sebuah tulisan.

“Aku memang cacat. Tapi aku ga bodoh. Aku bukan mainan yang bisa kamu gunakan buat acara Valentine kamu sebagai wanita pajangan! Terlebih buat taruhan kamu sama temen kamu!!”

Martin sontak kaget ketika rahasia yang ia simpan rapat. Ia melihat Angel menangis dan hatinya merasa tak enak. Lalu membiarkan gadis itu pergi. Ketika gadis itu semakin menjauh ia menyadari kesalahanya. Lalu berteriak

“Angel Maaf, Maaf !”

Angel terhenti , namun hatinya terlanjur sakit. Ia pun meninggalkan pria itu seorang diri. Martin menatap liontin anting di tangannya. Ia merasa tidak pantas untuk bicara dengannya. Kemudian kembali ke rumah pohon kecil burung tersebut. Ia pun ingin menembus kesalahannya terhadap Angel. Rumah pohon itu tampak rusak karena dibangun seadanya. Ia pun ingin memberikan hadian kepada Angel dengan membuat rumah baru untuk burung-burung yang akan hidup di sana.

Martin pun menjadi sibuk setiap harinya. Dengan penuh perjuangan ia membangun rumah tersebut. Dan berhasil dengan sempurna tiga hari kemudian. Rumah burung di atas pohon itu menjadi indah dan rapi. Ia pun segera menuju rumah Angel. Angel sesungguhnya selalu memperhatikan apa yang dilakukan Martin setiap harinya. Ia menyadari laki laki itu tidak seburuk yang ia pikir. Namun ia sadar kepergiannya sesaat lagi akan tiba. Ia pun sadar dirinya yang cacat dan bisu hanya menjadi celahan Hendra bila bersama Martin.

Ia pun meminta pembantunya untuk bilang kepada Martin kalau ia telah kembali ke kampung halamannya. Martin tampak shock mendengarkan kepergian gadis itu begitu cepat. Ia termenung bersalah, kemudian memberikan liontin anting yang dijatuhkan Angel kepada pembantunya agar diberikan kelak bila bertemu kembali. Dengan air mata yang jatuh membasahi pipi. Angel pun menatap kepergian Martin penuh duka. Martin pun kembali ke rumah dengan perasaaan sedih.

Beberapa hari kemudian Jepang datang menginvasi Indonesia. Daerah tempat tinggal Martin menjadi salah satu konflik. Ia pun harus segera mengungsi bersama orang tuanya. Sebelum ia pergi ia sempatkan untuk melihat rumah burung kecil di atas pohon. Tampak burung kecil itu menjadi dewasa dan hendak terbang. Dan ia menemukan sesuatu di rumah tersebut.

Sebuah liontin anting yang ia titipkan kepada sang pembantu dan sebuah surat kecil tulisan Angel di kertas.

“Terima kasih atas rumah kecil ini. Kelak mungkin kita tidak akan pernah sadar kita adalah sebuah takdir. Simpanlah satu liotin ini sebagai kenangan terakhir yang bisa kuberikan kepadamu. Jika kita berumur panjang kita akan bertemu, jika tidak biarkan kehidupan lain menanti kita. Satu di hatiku. Satu di hatimu untuk selamanya”

Martin menangis dengan berat hati ia menyimpan liontin tersebut. Dan ia pun mengungsi untuk selamat dari perperangan. Angel pun menghilang dengan selamanya. Sejak saat itu mereka tidak pernah bertemu. Setelah perang usai. Martin pergi ke Belanda untuk kuliah dan kembali dengan menikahi seorang wanita yang akhirnya menjadi nenek Agnes. Ia tak pernah menyadari liontin itu tersimpan dan masih ada hingga ia membersihan isi gudangnya.

*****

Kembali ke masa kini.

Agnes tanpa terasa menitikkan air mata ketika mendengarkan kisah kakeknya. Tidak seperti biasa ia selalu mengantuk ataupun beralasan untuk tidak pernah niat untuk mendengar. Kali ini kisah tersebut telah meruntuhkan sanubarinya untuk mendengar kisah tragis cinta tersebut. Hanya satu pertanyaan yang bisa ia berikan kepada sang kakek.

“Kakek apa yang akan kakek lakukan bila bisa bertemu Angel lagi”

“Itu tidak mungkin.. dia mungkin telah meninggal usia kakek sudah 70an sekarang, ketika dulu ia lebih tua 3 tahun dari kakek. Mungkin telah meninggal. “

“Ya.. jawab dong kalau andai saja!”

“Ok. Kakek mau bilang satu hal sama dia. Kisah Valentine antara kakek dengan dia adalah kisah terakhir yang paling indah dalam hidup kakek. Karena itulah Valentine pertama kakek”

Angel memeluk kakeknya. ia begitu terharu terhadap kisah cinta sang kakek.

***

Beberapa tahun kemudian Agnes mendapatkan seorang laki laki yang ia cintai dan akhirnya menikah. Dalam sebuah undangan yang tak terduga, datang seorang wanita tua dengan sebuah tongkat di tangannya bersama sang cucu. Nenek itu mengenakan kalung yang tak asing bagi Agnes. Nenek itu memberikan ucapan selamat. Agnes hanya memandang nenek itu seperti asing namun tidak pada kalung ya ia gunakan.

Kakek yang duduk di kursi paling ujung. Mendapatkan giliran untuk bersalaman. Kakek melihat dengan jelas liontin yang nenek itu pake. Air matanya terhanyut begitu saja. Sang nenek bertanya kepada cucu itu melalui cucunya yang mengerti bahasa isyarat tangan dari sang nenek.

“Kakek, nenek saya ingin berkata sesuatu pada kakek “

“Apa nak?”

“Kakek sudah tua tak perlu malu menangis di hadapan anak anak muda hehehe” ledek nenek itu

“Siapa nama nenekmu?”

“ANGEL..”

Tamat

=================================================================================

share story yg bagus menjelang valentine.. ^^

Tuesday, February 2, 2010

Update Februari

hmm.. skrg saya sedang sibuk bekerja di BEJ, sudirman.. tapi jgn khawatir.. blog saya akan saya coba update.. ^^.